Warga memadati Jalan Surapati, Denpasar untuk melihat ogoh-ogoh terbaik yang akan pawai, Jumat (1/3). Sekitar 12 ogoh-ogoh terbaik tampil dalam pawai dan pameran Kasanga Festival 2024 di Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kasanga Festival tetap digelar di tengah terbitnya Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggara. Bahkan antusias sekaa teruna (ST) di Kota Denpasar mengikuti ajang bergengsi ini cukup tinggi. Jumlah peserta yang mendaftar per 14 Februari 2025 sebanyak 185 ST.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara, Jumat (14/2) mengatakan, Kasanga Festival bukan merupakan program yang anggarannya dipotong untuk efisiensi karena merupakan bagian dari kreativitas dan inovasi anak-anak muda di Kota Denpasar.

“Karena program ini, masyarakat yang langsung menikmati, bukan OPD. Jadi sebenarnya Inpres tidak membatasi ruang kreativitas masyarakat khususnya sekaa teruna, selain itu juga multiplier efeknya luas, menyangkut kepentingan masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:  Ada Belasan TPS Rawan di Denpasar

Apalagi ide Kasanga Festival datangnya dari bawah, kelompok masyarakat, yaitu para yowana. Ide ini pun ditangkap oleh Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara aebagai upaya pemberdayaan di bidang seni, kreativitas dan budaya.

Mengingat antusias sekaa teruna dalam mengikuti event ini, tahun ini nominasinya bertambah dari 12 menjadi 16 nominasi. Dengan demikian penilaian tahun ini agak berbeda dengan tahun lalu.

Juri terdiri dari lima orang, satu diantaranya merupakan juri dari luar Kota Denpasar. Juri lainnya merupakan praktisi ogoh-ogoh baik dari sisi filosofi maupun konstruksinya. “Tahun lalu nominasi diambil dari masing-masing kecamatan sebanyak 3 sekaa, sedangkan tahun ini, ogoh-ogoh yang terdaftar akan dikunjungi oleh 5 juri langsung,” ujarnya.

Baca juga:  Di Denpasar, 182 Ogoh-ogoh Ikuti Lomba

Data terakhir disebutkan telah ada 185 ST yang terdaftar untuk mengikuti Kasanga Festival, baik lomba ogoh-ogoh besar, mini, dan sketsa ogoh-ogoh.

Penilaian tingkat kecamatan dilakukan dari 14-17 Maret sedangkan penilaian di tingkat Kota dilakukan dari 21-23 Maret dengan memajang hasil karya di Kasanga Festival di lapangan puputan.

Selain antusiasme yang meningkat, secara kualitas dan kreativitas peserta dan sekaa teruna juga meningkat. Tradisi pengarakan ogoh-ogoh yang mulai dilakukan 1983 dengan menggoyang-goyangkan ogoh-ogoh oleh puluhan yowana yang mengusung.

Baca juga:  Pecatu Sepakat Tak Buat Ogoh-ogoh

Kini dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pawai ogoh-ogoh semakin modern. Ogoh-ogoh dapat bergerak seperti manusia walaupun masih terbatas pada gerakan kepala, tangan, kaki atau peralatan yang dibawa dengan bantuan mesin. “Jika diamati dari tampilan karya ogoh-ogoh para yowana, ada saja hal-hal yang unik dan menarik serta inovatif setiap tahunnya baik dari sisi sentuhan teknologi, kualitas karya ogoh-ogoh, dan lainnya,” tuturnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN