![Pendidikan Merdeka Belajar 1](https://www.balipost.com/wp-content/uploads/2023/04/balipostcom_pendidikan-merdeka-belajar_01-696x464.jpg)
Oleh I Kadek Darsika Aryanta
Pada tahun 2025 ini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan program Rumah Pendidikan. Rumah Pendidikan hadir sebagai angin segar di tengah upaya kita untuk memodernisasi sektor pendidikan.
Dengan fusi layanan yang komprehensif, aplikasi ini menawarkan potensi besar untuk mengatasi berbagai permasalahan yang selama ini menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. Namun, di balik tampilan yang menarik dan fitur-fitur canggih, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar aplikasi ini dapat memberikan dampak yang signifikan.
Rumah Pendidikan bukanlah sekadar aplikasi, melainkan sebuah ekosistem digital yang bertujuan untuk menghubungkan seluruh pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan. Potensi yang dimiliki aplikasi ini sangat besar, terutama dalam hal aksesibilitas. Dengan adanya aplikasi ini, informasi dan sumber belajar menjadi lebih mudah diakses oleh siswa, guru, dan masyarakat luas, tanpa terkendala oleh jarak dan waktu.
Selain itu, efisiensi proses administrasi dan pengelolaan data pendidikan dapat dilakukan secara lebih efisien, sehingga guru dapat lebih fokus pada kegiatan pembelajaran. Aplikasi ini memfasilitasi
kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, sekolah, dan pemerintah, sehingga tercipta sinergi yang lebih kuat dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti kesetaraan akses yang belum merata di Indonesia. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki infrastruktur digital yang memadai. Hal ini dapat menghambat akses masyarakat terhadap aplikasi ini.
Di samping itu juga, tidak semua guru dan siswa memiliki keterampilan digital yang memadai untuk memanfaatkan semua fitur yang ada dalam aplikasi. Rumah Pendidikan adalah sebuah langkah maju, namun masih banyak hal yang perlu diperbaiki seperti fokus pada implementasi jangan fokus pada pengembangan fitur.
Hal ini dianggap penting untuk memastikan bahwa fitur yang sudah ada benar-benar dimanfaatkan secara optimal oleh para pengguna. Sebagai contoh, fitur refleksi kompetensi guru perlu dibarengi dengan program pendampingan yang efektif agar guru dapat memaksimalkan fitur ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pelibatan guru, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya sejak awal dalam proses
pengembangan dan implementasi aplikasi ini perlu juga diperhatikan. Merekalah yang paling tahu tentang kebutuhan dan tantangan di lapangan. Sebagai contoh, guru dapat memberikan ma-
sukan mengenai desain antarmuka yang lebih user-friendly atau konten pembelajaran yang relevan dengan kurikulum.
Evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas aplikasi ini terhadap peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Sebagai contoh, kita dapat melakukan survei kepada guru dan siswa untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini membantu mereka dalam
proses pembelajaran. Integrasikan aplikasi ini dengan program-program pendidikan lainnya yang sudah berjalan, seperti program guru penggerak atau sekolah penggerak.
Sebagai contoh, aplikasi ini dapat digunakan sebagai platform untuk berbagi praktik baik antara guru penggerak. Jangan sampai dalam mengejar digitalisasi, kita melupakan pentingnya interaksi manusia
dalam proses pembelajaran. Teknologi hanyalah alat bantu, bukan pengganti guru. Sebagai contoh, penggunaan aplikasi tidak boleh mengurangi waktu tatap muka antara guru dan siswa.
Bagi siswa, Rumah Pendidikan menawarkan fasilitas untuk Deep Learning. Fasilitas-fasilitas ini tidak hanya membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih mendalam, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Sekolah-sekolah juga mendapatkan manfaat besar dari kehadiran Rumah Pendidikan.
Dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan evaluasi kegiatan, Rumah Pendidikan menyediakan alat dan data yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih tepat guna dan berbasis fakta. Sementara fitur Sekolah Kita menawarkan akses ke profil sekolah dan data dasar, ada kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data.
Rumah Pendidikan memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, mulai dari pemerintah, pengembang aplikasi, hingga para pendidik. Mari kita sama-sama mengawal pengembangan aplikasi ini agar benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh anak bangsa.
Penulis, guru SMAN Bali Mandara, Fasilitator Sekolah Penggerak Kemendikbud