Founder Bali Bersih Denpasar I Nyoman Arianto saat turut serta membersihkan sampah laut di pantai barat Bali. (BP/May)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wacana penutupan TPA di beberapa wilayah di Indonesia termasuk TPA Suwung, disambut positif pelaku pengelola bank sampah. Dengan penutupan TPA, akan memaksa masyarakat menangani sampahnya secara mandiri, termasuk memilah sampah.

Founder Bali Bersih Denpasar I Nyoman Arianto, Jumat (21/2) mengatakan, wacana penutupan TPA Suwung sudah berulang kali disampaikan. “Rencana penutupan sudah disosialisasikan dulu tapi tidak kunjung terjadi, tapi realita hari ini, per minggu kemarin kita saa sama mendengar tim ahli kementeran, bahwa TPA yang sifatnya open dumping di seluruh Indonesia akan ditutup,” ujarnya.

Penutupan TPA merupakan bentuk ketegasan pemimpin daerah terhadap penanganan sampah. Walaupun ketika penutupan dilakukan juga akan menimbulkan gejolak di masyarakat dengan pemerintah. “Pemerintah disana ada dua kepentingan disana, kepentingan menyelamatkan masyarakat dan bentuk leadership ketegasan. Jika tidak ditutup, akan menjadi masalah, dan jika ditutup juga akan menjadi masalah juga,” ujarnya.

Baca juga:  Seoul Terapkan Pembatasan Level Tertinggi Selama Dua Pekan

Jika TPA Suwung ditutup, dimana masyarakat akan membuang sampah. Maka untuk mengatasi persoalan itu, pihak swakelola sampah maupun masyarakat harus benar – benar siap menangani sampah yang dihasilkan. Untuk itu harus ada tim sosialisasi yang memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat. “Bagaimana masyarakat memilah sampah agar volume sampah berkurang, mengolah sampah menjadi berkah, ini yang harus disosialisasikan langsung ke masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:  Man Ligir Naik Dokar ke Acara Pelantikan di Kantor DPRD Denpasar

Menurutnya pemerintah harus tegas jika akan menutup TPA Suwung. Jika upaya dan sosialisasi dilakukan secara benar, maka ketika TPA Suwung ditutup, maka masalah yang timbul minim bahkan tidak ada. “Saya yakin dampaknya akan bagus, dan masyarakat yang telah teredukasi akan terbiasa memilah sampah,” tandasnya.

Mental masyarakat dalam menagani masalah sampah harus benar – benar bisa menerima jika harus mengelola mandir. Jika tidak bisa menerima, maka akan terus mengeluh ke pemerintah. Dengan ditutupnya TPA Suwung, 33 ha lahan akan mampu menjadi tempat produktif sehingga juga akan memberi nilai tambah bagi pemerintah.

Selain itu tiga TPST di Denpasar, ditambah 21 TPS3R, 338 bank sampah dinilai mampu mengelola sampah yang dihasilkan Denpasar. Sebelumnya, tidak mampu karena masyarakat dinilai belum siap memilah sampah. “Sehingga gagal mengoperasikan mesin – mesin dan personel yang ada di TPST maupun TPS3R. Ketika sampah tercampur, siapapun akan menyerah untuk memilah. Karena selama ini sampah yang masuk adalahmyang tercampur, sampah yang sudah berhari – hari baru masuk kesitu, otomatis personel di TPST juga akan berpikir untuk menangani sampah itu yang notabene residu,” imbuhnya.

Baca juga:  Sekda Badung Serahkan LKPJ Bupati ke Dewan

Masyarakat diharapkan diajarkan menabung di bank sampah dan sampah yang dibuang ke TPA benar – benar merupakan sampah residu. (Citta Maya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *