
DENPASAR, BALIPOST.com – Operasi mata yang menggunakan laser untuk memperbaiki penglihatan (Lasik -Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis), baik untuk mengatasi kelainan refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme, kini menjadi pilihan. Pasalnya tindakan operasi ini minim torehan dan sangat cepat tidak lebih dari 30 menit.
Menurut Dokter Spesialis Mata dr. Cokorda Istri Dewiyani Pemayun, Sp.M.(K), Minggu (23/2), meski tindakan operasi ini terbilang sederhana namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ia mengatakan laser mata, terutama yang menggunakan prosedur Smile (Small Incision Lenticule Extraction) tak perlu perawatan khusus, namun selama seminggu setelah tindakan, mata harus dijaga agar tetap lembab, tidak kotor atau terkena debu.
“Pascatindakan mata perlu dijaga tujuannya supaya membantu agar recovery-nya lebih cepat karena tindakan Smile itu kan dengan minimal invasive (minim torehan) dibandingkan lasik kovensional, jadi memang jauh lebih cepat pulihnya, ditambah perlu ketaatan kita mengikuti instruksi dokter, jadi itu yang perlu dipahami,” ujarnya saat ditemui di Renon, Denpasar.
Selain itu, pascatindakan, mata juga akan diberikan obat karena menurutnya sangat penting. “Apapun jenis tindakannya agar cepat recovery maka perlu dengan obat-obatan yang tepat seperti antibiotik, antiinflamasi untuk mencegah infeksi, peradangan dan upaya-upaya itu akan menambah percepatan pemulihan pascatindakan,” ujar Direktur Jakarta Eye Centre Bali ini.
Satu hari sampai seminggu pasca tindakan, pasien juga harus datang konsultasi ke dokter untuk mengevaluasi hasil tindakan. “Kemudian 1 bulan pascatindakan sudah selesai, cukup pemeriksaan mata rutin 6 bulan hingga 1 tahun sekali,” ujarnya.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah berkendara sendiri pascatindakan. “Tindakan apa pun itu risikonya tetap ada. Artinya, pasca-Lasik, kita membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil yang baik tanpa menggunakan kacamata,” ujarnya.
Berenang juga tidak dianjurkan karena dikhawatirkan membuat kornea korosif mengingat kandungan air di kolam renang tidak dapat diprediksi. Kebiasaan menggosok mata juga tidak disarankan karena dalam jangka pendek dan panjang dapat berdampak pada kerusakan permukaan mata, seperti kornea mengalami iritasi, erosi, infeksi.
Pasien juga perlu mengurangi screen time baik menonton TV, menggunakan komputer, gadget untuk menghindari rasa tidak nyaman. “Ketika keluar ruangan, hindari paparan matahari berlebih, asap terutama asap rokok, karena dampaknya mata menjadi lebih kering, tidak nyaman, dan proses inflamasi bisa berjalan,” bebernya.
Ditanya berapa kali seseorang bisa melakukan Lasik, Dokter Spesialis Mata dr. Ni Luh Diah Pantjawati, Sp.M.(K) mengatakan, tindakan lasik merupakan koreksi kornea mata. Namun, setiap orang memerlukan pemeriksaan ketebalan kornea mata sebelum tindakan dilakukan.
“Idealnya tindakan Lasik hanya dilakukan satu kali oleh setiap orang, tergantung ketebalan kornea matanya, jadi tidak ada syarat berapa kali maksimal bisa melakukan Lasik, selama ketebalan korneanya masih cukup. Apabila komplikasi kembali atau balik lagi minusnya, itu bisa dilakukan asalkan sisa ketebalan korneanya masih bisa untuk dilakukan tindakan,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)