
TABANAN, BALIPOST.com – Upaya Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih menghadirkan wahana baru berupa pertunjukan sinar laser pada malam hari menemui kendala. Satpol PP Tabanan meminta pengelola DTW untuk menonaktifkan wahana tersebut setelah adanya laporan masyarakat yang mengeluhkan ketidaknyamanan akibat efek sinar laser.
Kepala Satpol PP Tabanan, I Gede Sukadana menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pembinaan terhadap pengelola DTW Jatiluwih pada 17 Februari 2025. “Kami bergerak berdasarkan laporan masyarakat yang merasa terganggu. Oleh karena itu, kami minta agar sinar laser tersebut dinonaktifkan,” ujarnya, Senin (24/2).
Menanggapi hal tersebut, Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna membenarkan bahwa wahana sinar laser untuk sementara waktu tidak dioperasikan. Padahal rencananya wahana ini diluncurkan secara resmi pada 15 Februari 2025. “Kami tutup sementara setelah sidak Satpol PP sepekan lalu. Sesuai laporan yang kami terima, ada keluhan dari masyarakat terkait keributan yang ditimbulkan,” ungkapnya.
Menurut Purna, pertunjukan sinar laser ini awalnya digagas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jatiluwih pada malam hari, mengingat kawasan tersebut cenderung sepi setelah pukul 18.00 WITA. Konsepnya berupa kolaborasi sinar laser dengan alam, di mana wisatawan dapat melihat gambar-gambar yang diproyeksikan di hamparan sawah, termasuk visual hewan dan aktivitas pertanian. Pertunjukan direncanakan berlangsung selama 2 jam dengan durasi tayang per sesi sekitar 15 menit.
Purna menambahkan, bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi lebih lanjut dengan Satpol PP guna mendapatkan kejelasan mengenai regulasi yang harus dipenuhi agar wahana ini dapat kembali dioperasikan. “Kami ingin memahami alasan lebih rinci terkait pelarangan ini dan mencari solusi yang memungkinkan pertunjukan tetap bisa berjalan tanpa mengganggu masyarakat,” kata Purna.
Sebelumnya, pengelola memastikan bahwa penggunaan sinar laser tidak akan berdampak negatif pada pertumbuhan padi karena tidak menghasilkan panas. Bahkan, mereka siap bertanggung jawab apabila nantinya ditemukan dampak yang merugikan petani. Keputusan mengenai kelanjutan wahana sinar laser di DTW Jatiluwih masih menunggu hasil koordinasi lebih lanjut antara pengelola dan pihak terkait. (Puspawati/balipost)