
DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah bumbu dapur hingga bahan pokok mengalami kenaikan harga menjelang bulan Ramadan. Kenaikan harga, disebut sejumlah pedagang di Pasar Badung, dialami oleh cabai hingga minyak goreng.
Kadek Sarni (53), seorang pedagang sembako asal Gianyar menyebutkan harga sembako seperti gula dan kebutuhan dapur lainnya masih stabil. Namun, minyak goreng mulai mengalami kenaikan harga. “Sembako tidak ada kenaikan harga, hanya saja minyak goreng yang naik. Saya tidak tahu kapan biasanya harga naik, tetapi saat ini minyak goreng sudah mulai naik. sementara bahan lain yang masih segar belum ada perubahan harga,” ujarnya, Senin (24/2).
Terkait stok barang, Sarni memastikan bahwa pasokan bahan dagangannya masih mencukupi. Ia juga mengungkapkan biasanya ada peningkatan penjualan saat Lebaran.
“Harapan saya, kalau bisa harga barang tidak naik supaya masyarakat tetap bisa membeli kebutuhan mereka dengan mudah,” tambahnya.
Sementara itu, Ketut Jepun (50), pedagang rempah-rempah asal Denpasar, juga merasakan dampak kenaikan harga menjelang puasa. Menurutnya, harga bawang merah yang sebelumnya Rp23.000 kini sudah naik menjadi Rp30.000. Hal yang sama terjadi pada cabai merah besar, yang sebelumnya dijual Rp70.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp95.000 per kilogram.
“Harga rempah-rempah sudah mulai naik dari sekarang, seperti bawang merah dan cabai lombok. Saya membeli stok dagangan sedikit-sedikit saja, satu plastik setiap harinya. Kalau habis, besok beli lagi. Tapi untuk saat ini, stok masih cukup,” jelasnya.
Jepun juga mengonfirmasi bahwa peningkatan penjualan sudah mulai terasa. Ia berharap agar harga rempah-rempah bisa kembali turun agar tetap terjangkau bagi masyarakat.
“Kalau bisa sih turun harganya supaya lebih standar,” tutupnya. (Agus Pradnyana/balipost)