
JAKARTA, BALIPOST.com – Setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh wilayah minimal menyelenggarakan buka bersama satu kali pada Bulan Ramadhan. Hal itu dikatakan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
“Satu SPPG minimal satu kali (buka bersama),” katanya di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (25/2).
Dadan juga menegaskan, kegiatan buka bersama tersebut diselenggarakan sekaligus dengan edukasi tentang pola gizi seimbang kepada masyarakat, khususnya pada siswa sekolah.
Selama Bulan Ramadhan, Dadan mengemukakan pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) akan diberikan kepada siswa pada waktu pulang sekolah. “Dibagikan saat mau pulang,” ucapnya.
Terkait menu, ia menegaskan akan memberikan makanan atau minuman yang tahan lama dan dipastikan masih dalam kondisi baik ketika dikonsumsi saat berbuka.
“Menu-menunya yang tahan lama, contoh telur rebus, susu, buah, kurma, keringan fortifikasi, dan makanan-makanan lain yang bisa dikonsumsi dalam kondisi baik saat berbuka,” ujarnya.
Sebelumnya, pada konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Dadan juga memastikan komposisi gizi MBG yang diberikan selama Ramadhan tetap terpenuhi sesuai kadar yang dibutuhkan oleh tubuh berdasarkan saran ahli gizi di masing-masing SPPG.
“Yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein, karbohidrat, dan ada serat,” ucapnya.
Terkait kemasannya, Dadan mengatakan pihaknya telah melakukan inovasi. Tahun lalu, program ini menggunakan tas berbahan kertas, namun tahun ini telah diuji coba di Sukabumi, Jawa Barat, dengan menggunakan kantong yang dapat dibawa pulang oleh siswa.
Kantong tersebut, kata dia, harus dikembalikan keesokan harinya untuk ditukar dengan kantong baru yang berisi makanan. Mekanisme ini dinilainya tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga melatih kedisiplinan siswa.
“Itu bentuk pelaksanaan untuk Ramadhan. Jadi, kita akan tetap melaksanakannya,” kata dia.
Program MBG akan berlangsung hingga menjelang Idul Fitri. Dia menegaskan bahwa mekanisme ini berlaku untuk semua siswa, termasuk yang nonMuslim.
Dadan menyebut bahwa terdapat usulan agar daerah dengan mayoritas nonMuslim tetap menyediakan makanan seperti biasa selama Ramadhan. Namun, pihaknya memutuskan untuk memberikan perlakuan yang sama dengan daerah-daerah lainnya.
“Nanti kita akan evaluasi setelah berjalan satu minggu begitu, apakah di daerah yang nonMuslim sama seperti yang pada umumnya atau diberikan perlakuan khusus,” tuturnya. (Kmb/Balipost)