Siswa SD sedang belajar di ruang kelas. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Selama bulan suci Ramadan 1446 Hijriah, pembelajaran siswa di Kabupaten Tabanan akan diterapkan dengan dua mekanisme yang menyesuaikan kondisi masing-masing sekolah. Kebijakan ini merujuk pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri dan telah disosialisasikan oleh Dinas Pendidikan Tabanan.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Tabanan, I Nyoman Suastika menjelaskan bahwa mekanisme pertama berlaku bagi sekolah yang mayoritas siswanya beragama Islam. Pada awal Ramadan, yaitu tanggal 28 Februari, 3, 4, dan 5 Maret 2025, pembelajaran akan dilaksanakan secara daring sesuai dengan edaran SKB tiga menteri.

Baca juga:  Dermaga Danau Beratan Dilengkapi Stan Kesenian

Sementara itu, untuk sekolah yang mayoritas siswanya non-Muslim, pembelajaran tetap berlangsung secara tatap muka seperti biasa. Namun, siswa Muslim di sekolah tersebut diberikan toleransi untuk mengikuti pembelajaran secara daring selama awal Ramadan. “Bagi siswa non-Muslim, pembelajaran tetap berjalan di sekolah dengan muatan kegiatan keagamaan, seperti siswa Hindu yang melaksanakan pembelajaran majejaitan,” ujar Suastika, Rabu (26/2).

Setelah periode awal Ramadan, pembelajaran kembali normal dengan semua siswa, baik Muslim maupun non-Muslim, datang ke sekolah sebagaimana biasa. Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Gusti Ngurah Darma Utama menegaskan bahwa kebijakan ini telah dituangkan dalam surat edaran yang berlaku untuk jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP.

Baca juga:  Telkomsel Regional Bali Nusra Berbagi dengan 200 Anak Yatim di Bali

“Kami menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan tetap mengacu pada SKB Tiga Menteri. Sekolah diberikan fleksibilitas dalam menerapkan mekanisme pembelajaran dengan tetap memperhatikan toleransi bagi siswa dan tenaga pendidik yang menjalankan ibadah Ramadan,” jelasnya.

Dengan adanya pengaturan ini, diharapkan proses belajar mengajar selama bulan Ramadan tetap berjalan optimal, sekaligus memberikan ruang bagi siswa Muslim untuk menjalankan ibadah dengan lebih nyaman. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Pembelajaran Berdiferensiasi
BAGIKAN