
JAKARTA, BALIPOST.com – Perubahan perilaku masyarakat, dari kebiasaan lama menyimpan emas di sudut-sudut rumah beralih menjadi nasabah bank emas, adalah sebuah langkah kecil menuju negara maju. Optimalisasi pengelolaan cadangan emas mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berujung pada kemandirian bangsa.
Demikian diungkapkan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura
menyambut diresmikannya layanan bank emas pertama di Indonesia yang dikelola oleh PT
Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT Pegadaian. “Langkah kecil masyarakat dapat
menjadi lompatan besar bagi negara menuju kemajuan,” katanya.
Ada sederet manfaat bullion bank bagi negara, antara lain tersedianya platform yang
aman dan terstruktur bagi investor untuk bertransaksi tanpa harus memegang emas fisik
secara langsung. Bank emas dapat mendukung stabilisasi ekonomi, karena mengelola
cadanganemas secara lebih baik, sekaligus membantu menjaga stabilitas ekonomi
nasional.
Sedangkan turunan dari langkah kecil masyarakat ini, tambah Prita, menjadi semacam
diversifikasi investasi bagi investor, karena lebih mudah mengakses emas sebagai
instrumen investasi. Kalangan industri juga dituntungkan, karena emas dalam negeri,
termasuk perhiasan dan pertambangan, akan mendapatkan akses yang lebih luas
terhadap pasar global logam mulia.
Kemudian, dengan pengelolaan yang lebih baik, Indonesia dapat memanfaatkan emas
sebagai bagian dari cadangan devisa nasional. Dalam hitung-hitungan ekonomi,
meningkatnya kepemilikan emas dalam negeri dapat berkontribusi pada pertumbuhan
PDB sebesar 1,6% atau Rp245 triliun. Ekosistem layanan bank emas ini juga diproyeksikan
mampu menciptakan 1,8 juta lapangan pekerjaan baru, baik langsung maupun tidak
langsung.
Menurut Prita, semua manfaat di atas akan membawa pada kemandirian bangsa sebagai
salah satu misi yang terkandung dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil
Presiden Gibran Rakabuming Raka. “Kemandirian bangsa dan meningkatkan perekonomian
mendukung visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Prita.
Sebelumnya, Rabu (26/2/2025), Presiden Prabowo Subianto meresmikan bank emas yang
dikelola BSI dan Pegadaian. BSI akan menjalankan dua kegiatan usaha utama, yaitu
penitipan emas dan perdagangan emas. Dua layanan baru ini melengkapi ekosistem emas
BSI yang telah ada, seperti gadai emas, cicil emas, dan BSI emas digital, dengan total
emas kelolaan saat ini sekitar 17,5 ton.
Sedangkan kegiatan layanan bank emas yang dijalankan Pegadaian meliputi tabungan emas, penitipan emas, pembiayaan emas, dan deposito emas. Pegadaian bisa menghimpun dana berupa emas masyarakat sebagai simpanan dan simpanan ini bisa didepositokan.
Emas merupakan instrumen investasi yang relatif paling memiliki prospek dikarenakan
nilainya terus meningkat. Sebagai contoh, dengan mendepositokan simpanan emas di
bank emas, masyarakat bisa mendapatkan imbal jasa. Apalagi, deposito emas ini bisa
diuangkan sewaktu-waktu dan mengikuti harga pasar pada saat pencairan. Belum lagi dari
sisi kemudahan layanan, kedua lembaga sudah memiliki sistem digital, sehingga nasabah
gampang sewaktu-waktu bila ingin menguangkan simpanan emasnya.
Masyarakat diharapkan dapat seoptimal mungkin memanfaatkan ragam layanan dari
kedua lembaga tersebut. Terlebih dalam Peraturan OJK Nomor 17 Tahun 2024 menyebut
bullion bank adalah kegiatan usaha berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh lembaga
jasa keuangan (LJK). “Dalam salah satu pasal di peraturan tersebut, ada menuliskan
perdagangan emas adalah transaksi jual beli emas yang terstandardisasi. Dengan adanya
kata standar itu, artinya sebuah jaminan masyarakat bisa menyimpan emas secara aman,
ketimbang selama ini disimpan di rumah yang relatif kurang aman,” pungkas Prita. (*)