Seorang pedagang di Pasar Kereneng menunggu pembeli. (BP/Agus Pradnyana)

DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki bulan Ramadan, harga berbagai bahan pokok mengalami kenaikan, termasuk santan instan yang menjadi salah satu bahan penting dalam berbagai hidangan berbuka puasa dan sahur.

Sejumlah pedagang di Pasar Kreneng mengakui kenaikan harga santan instan cukup signifikan dibandingkan sebelum Ramadan, meskipun permintaan konsumen tetap stabil.

Kamila, seorang penjual santan instan asal Karangasem yang berjualan di Pasar Kreneng, menyebutkan bahwa harga santan instan di warungnya kini mencapai Rp5.000 per buah atau naik Rp1.000 dari sebelum Ramadan. “Sebelum Ramadan, harga santan instan masih di Rp4.000. Sekarang naik jadi Rp5.000,” ujarnya saat ditemui di Pasar Kreneng, Kamis (6/2).

Baca juga:  Alfamart dan Nestle Indonesia Berbagi dengan Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

Meskipun harga naik, ia mengungkapkan permintaan konsumen terhadap santan instan masih sama seperti sebelum Ramadan. Jumlahnya pun tidak mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idulfitri.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sri, pedagang santan instan asal Klungkung yang juga berjualan di Pasar Kreneng. Perempuan yang akrab disapa Bu Sri ini menjelaskan harga santan instan dalam kemasan boks kini naik signifikan. “Kalau sebelumnya harga per boks Rp130.000, sekarang sudah mencapai Rp160.000. Kalau dijual eceran, satu buah harganya Rp5.500,” jelasnya.

Baca juga:  Tanah Lot Kembali Ramai Dikunjungi Wisman

Meskipun ada lonjakan harga, Bu Sri mengungkapkan bahwa permintaan tetap stabil. Ia juga menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan penggunaan santan segar dari kelapa parut karena harga santan instan yang semakin mahal bisa menjadi beban bagi masyarakat menengah ke bawah. “Kalau bisa, harga santan instan ini turun lagi supaya lebih terjangkau,” harapnya.

Kenaikan harga santan instan ini diduga dipengaruhi oleh meningkatnya biaya produksi dan distribusi di tengah meningkatnya permintaan bahan pokok selama Ramadan. Namun, dengan permintaan yang masih stabil, diharapkan harga bisa kembali normal setelah periode Ramadan dan Idulfitri berakhir. (Agus Pradnyana/balipost)

Baca juga:  Uji Coba Bus Listrik, Ini Kata Gubernur Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *