
DENPASAR, BALIPOST.com – Harga cabai di Pasar Kereneng mengalami fluktuasi dalam beberapa hari terakhir. Fluktuasi harga ini diduga berkaitan dengan sudah masuk Ramadan.
Salah seorang pedagang, Gek Sri (45), mengungkapkan bahwa harga cabai per kilogram saat ini berada di kisaran Rp 85 ribu. “Kalau dua hari yang lalu harganya Rp 100 ribu, tiga hari lalu Rp 130 ribu. Setiap hari naik turun, tidak bisa ditebak,” ujar Gek Sri, Kamis (6/3).
Perempuan asal Klungkung ini menambahkan kenaikan harga cabai biasanya terjadi menjelang dan selama bulan Ramadan serta Idulfitri. Tahun lalu, harga cabai bahkan sempat menyentuh Rp 150 ribu per kilogram.
Penyebab dari lonjakan harga cabai ini diduga akibat faktor musiman, termasuk meningkatnya permintaan menjelang hari raya serta kemungkinan berkurangnya pasokan ke Bali. “Tiba-tiba naik, tiba-tiba turun harganya. Mungkin karena hari raya seperti puasa ini,” imbuhnya.
Dampak dari kenaikan harga ini terasa pada pola pembelian masyarakat. Menurut Gek Sri, banyak pembeli yang mengurangi jumlah pembelian mereka. “Biasanya beli sekilo, sekarang setengah kilo. Yang biasa beli setengah kilo, jadi seperempat kilo. Kalau pedagang biasanya beli sekilo, sekarang hanya berapa ons saja karena mahal,” jelasnya.
Sementara itu, pedagang lain, Bu Agus (60) dari Penatih, juga mengungkapkan bahwa harga cabai saat ini masih tergolong tinggi. “Harga cabai campur-campur sekarang, Rp 80 ribu per kilogram. Sebelum Ramadan, harganya masih Rp 60 ribu. Saat puasa kemarin, harga cabai merah bahkan mencapai Rp 120 ribu,” katanya.
Ia menduga kenaikan ini terjadi karena adanya keterbatasan pasokan cabai ke Bali. “Mungkin orang malas bawa barang ke sini, jadi harga naik,” ujarnya.
Menurutnya, fluktuasi harga cabai sudah menjadi hal yang biasa terjadi setiap tahun selama bulan Ramadan dan Idulfitri. Namun, hal ini tetap berimbas pada pedagang, karena permintaan dari pembeli menurun sementara mereka tidak bisa menurunkan harga seenaknya. “Permintaan memang turun, banyak yang minta harga lebih murah. Tapi kalau kita turunkan harga, malah rugi. Misalnya, beli cabai Rp 100 ribu per kilogram, kalau dijual Rp 80 ribu ya sudah rugi Rp 20 ribu,” ungkapnya. (Wahyu Widya/balipost)