Nirkala Bali menyanyikan singlenya di halaman Graha Nawa Sena. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tak berhenti berharap, Nirkala Bali bangkit di tengah keterbatasan, tunanetra. Dika Nirkala, vokalis sekaligus leader band menuturkan perjuangan panjangnya hingga mampu menelurkan single dan video klip. Video klipnya berjudul “Semangat Demi Masa Depan yang Indah” dan single yang berjudul “Tradisi Leluhur”.

Ditemui di Graha Nawa Sena, Minggu (9/3), Dika menuturkan, nirkala berarti tidak lekang oleh waktu sehingga motivasi personel untuk berkarya tanpa ada batas dan intervensi dari siapapun. Lagu ini ditujukan pada masyarakat yang disabilitas agar tetap semangat berjuang, menata masa depan yang indah. Sedangkan lagu tradisi leluhur agar orang Bali seharusnya melestarikan seni budaya, sastra, dan Bahasa Bali.

Baca juga:  KTT G20 Sukses, Sekda Sampaikan Terima Kasih Gubernur Koster ke Masyarakat Bali

Lagu yang diciptakan 2019 yang awalnya untuk memotivasi diri sendiri karena ia sempat marah pada salah satu musisi ternama. “Saya ambil gitar, saya buat lagu, dan rencananya hanya saya simpan untuk diri sendiri tapi akhir tahun 2019 saya terbersit membuat band akustik yang bernama Nirkala,” tuturnya.

Diakui, tak fokus pada salah satu genre musik, namun lebih dominan ke rock alternatif. Band dengan jumlah 4 orang yaitu ia sendiri sebagai vokalis dan gitar, Nyoman Bawa atau bobby memainkan bass, Dede Satria memainkan keyboard dan Gung Praba memainkan drum, semuanya memiliki keterbatasan yaitu tuna netra. Namun keterbatasan itu tak menghalangi kepiawaian personel memainkan alat musik.

Baca juga:  Gara-gara Ini, Anggota Ormas Ditangkap

Band yang dibentuk akhir 2019 itu berubah haluan dari akustik ke band, dan juga bergelut ke sastra. “Kami beberapa kali mengaransemen musikalisasi puisi Bahasa Bali dan 2021 kami ada pergantian personil ada yang keluar dan masuk, serta mengubah haluan lagi menjadi format band,” ujarnya.

Disabilitas tunanetra sendiri ia dapatkan sejak SD. Ia terlahir normal namun mulai mengalami kendala kemampuan penglihatan menurun usia 8 tahun.

Pria kelahiran 1998 itu sempat berhenti sekolah pada 2009 karena ia yakin akan sembuh dengan fokus pada pengobatan. Tahun 2010  ia menyerah dan mengikuti saran orang tuanya untuk melanjutkan sekolah di SLB.

Baca juga:  Masyarakat Bali Perlu Digugah untuk Cintai Buah Lokal

Ia yang sedari kecil banyak bergelut pada alat musik tradisional seperti gamelan, sejak sekolah mulai mengenal alat musik modern dan ia belajar bernyanyi. Berbagai perlombaan menyanyi pun diikuti hingga saat ini berani membentuk band dan meluncurkan single.

Kepala Dinas Sosial Denpasar IGA Laxmy Saraswaty mengatakan, berbagai upaya dilakukan dinsos untuk memberdayakan, memandirikan, dan menguatkan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, lansia, balita dan ibu  hamil. Salah satu wujud pemerintah terhadap pemberdayaan penyandang disabilitas adalah dengan adanya graha nawa sena. Di tempat ini, para disabilitas dibina dan melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan kualitas hidupnya. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN