Seorang pelanggan memindai kode QRIS di Kamira Kebaya. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak diperkenalkannya metode pembayaran Quick Response
Code Indonesian Standard (QRIS) oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019, perlahan-lahan pola transaksi mulai berubah. Banyak pedagang yang kini sudah menjadi merchant QRIS untuk melancarkan transaksinya. Kini, para pedagang pun tak perlu lagi menyiapkan uang kembalian, seperti yang diakui dua merchant BRI, I Putu Wijana dan Widya.

Wijana yang merupakan pemilik Sate Babi Pan Bingin mengakui pembayaran lewat QRiS kini menjadi sebuah hal yang umum dilakukan pelanggannya. Sebagai merchant BRI, ia mengaku sangat dimudahkan dengan keberadaan QRIS ini.

“Menurut saya, sangat luar biasa karena banyak subsidi yang diberikan pada UMKM dan konsumen yang berbelanja menggunakan QRIS BRI,” papar pria merintis usahanya sejak pandemi COVID-19 ini.

Layanan digital juga makin memudahkan pelaku UMKM mengatur keuangan dan memberikan rasa aman dalam bertransaksi. Terutama saat berjualan di lokasi pameran maupun festival musik yang ramai dan memerlukan layanan yang cepat.

“Saya disarankan memanfaatkan layanan digital pada saat pandemi COVID-19 karena waktu itu kan pemerintah sedang gencar-gencarnya mengimbau agar mengurangi sentuhan. Konsumen tinggal scan, uang masuk ke saldo saya. Gak perlu pusing mikir uang kembalian,” kata pria yang kini memiliki ratusan outlet itu.

Baca juga:  Stroke Tak Kunjung Sembuh, Arsa Nekat Gantung Diri

Widya, pemilik Kamira Kebaya yang berlokasi di Pasar Kreneng, Jl. Kamboja, Denpasar, juga mengakui digitalisasi memang sebuah keharusan. Kiosnya yang terletak di pasar tradisional melayani pembayaran menggunakan QRIS dan EDC BRI.

Awalnya, ia memang tak begitu familiar dengan beragam transaksi keuangan digital. Syukurnya, ia merupakan nasabah BRI yang memperoleh pendampingan dari para Mantri. “Awalnya susah juga. Untung ada mantri-mantri BRI yang ngajarin saya dengan telaten. Mulai dari QRIS, BRImo, sampai Qlola,” jelasnya.

Dengan adanya layanan digital, ia mengaku makin terbantu dalam memasarkan beragam produk kain endek, songket, dan busana adat Bali. Pendampingan dari BRI juga diakuinya memudahkan dirinya dalam mengelola keuangan usahanya.

Pemilik Kamira Kebaya, Widya, berada di kiosnya yang terletak di lt. 1 Pasar Kreneng, Jl. Kamboja, Denpasar. (BP/Istimewa)

Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, belum lama ini, digitalisasi pembayaran terus terakselerasi. Kondisi ini bisa dilihat dari nominal transaksi dan jumlah merchant QRIS yang tetap tumbuh signifikan.

Ia memaparkan hingga Januari 2025, total gerai usaha yang menggunakan QRIS mencapai 925.633 gerai atau tumbuh di kisaran 15,25 persen dibandingkan 2023. Nominal transaksi QRIS hingga akhir 2024 juga tumbuh 144 persen menjadi Rp15,17 triliun dengan volume transaksi mencapai 111,5 juta transaksi.

Baca juga:  Inflasi Mei Dipengaruhi Kenaikan Harga Daging Ayam Ras

Dari geografis penggunanya, masih lebih banyak digunakan di Kabupaten Badung dan Denpasar. Ada pun pengguna di Kota Denpasar mencapai 371 ribu dan di Kabupaten Badung mencapai 236 ribu pengguna dan sisanya di kabupaten lain tercatat masing-masing masih di bawah 95 ribu pengguna.

Terpisah, Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya memaparkan jumlah merchant QRIS BRI wilayah Bali mencapai 111.462 user. Jumlahnya ini terbanyak bila dibandingkan di wilayah Nusa Tenggara (Nusra) yang menjadi wilayah regional Denpasar. Rinciannya, merchant QRIS BRI wilayah NTT sebanyak 34.527 user dan NTB mencapai 35.370 user. “Total merchant QRIS BRI RO Denpasar sebanyak 181.359 user,” ungkapnya, Rabu (12/3).

Di 2025 ini, pihaknya akan menggenjot penambahan merchant. Pertumbuhannya 18,4 persen atau target delta pertumbuhan sebesar 34.103 user. Untuk mencapai target ini, Hery mengatakan pihaknya secara aktif memberikan edukasi kepada para pedagang, khususnya UMKM.

Selain itu, BRI juga mempercepat dan mempermudah proses pendaftaran. “BRI juga mempermudah proses pendaftaran merchant QRIS secara mandiri dapat dilakukan melalui (aplikasi) BRI merchant,” kata Hery.

Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya. (BP/Istimewa)

Lebih lanjut, Hery pun mengatakan ada sejumlah keuntungan bila menjadi merchant QRIS BRI. Di antaranya, meningkatkan penjualan dengan menawarkan opsi pembayaran praktis, memperluas jangkauan pasar konsumen yang tidak membawa uang tunai, bisa transaksi menggunakan mobile bank lain dan e-wallet lainnya, seperti shopeepay, gopay, LinkAja, dan lainnya. Selain itu, kata Hery, pelaku UMKM juga dimudahkan dalam membuat pembukuan laporan, mengurangi risiko menerima uang palsu.

Baca juga:  Hadirkan Terobosan Pembiayaan Rumah, BRI Raih Dua Penghargaan Sekaligus

Ia pun mengatakan bila dilihat dari sebarannya, merchant QRIS BRI terbanyak ada wilayah kantor cabang Mataram 12.273 user, KC Kuta 10.944 user, dan KC Singaraja 10.637 user. Sedangkan untuk kategori usahanya, groceries, food and beverages (F&B), dan fashion merupakan yang terbanyak menjadi merchant. Sejalan meningkatnya jumlah merchant, jumlah transaksi QRIS BRI lewat BRImo di 2024 juga meningkat, tercatat sebanyak 1,6 juta pengguna. (Diah Dewi/balipost)

Berikut, cara menjadi merchant BRI lewat aplikasi, dilansir dari www.bri.co.id:

  1. Download dan buka aplikasi BRI Merchant
  2. Klik tombol register
  3. Klik Belum, Daftarkan Merchant BRI
  4. Pastikan kelengkapan dokumen untuk registrasi merchant BRI (rekening BRI, KTP dan foto usaha)
  5. Klik persetujuan syarat dan ketentuan
  6. Upload dokumen foto KTP
  7. Masukkan detail data pemilik usaha
  8. Masukkan detail data usaha
  9. Lakukan verifikasi wajah
  10. Buat password BRI Merchant
  11. Login ke dalam aplikasi BRI Merchant
  12. QRIS sudah dapat digunakan untuk bertransaksi

 

 

BAGIKAN