
HOKKAIDO, BALIPOST.com – Saat berlibur dan berwisata ke Jepang, para wisatawan asing biasanya memilih untuk mengunjungi ibukota Tokyo atau kota Osaka. Hal ini dapat dimaklumi karena kota-kota tersebut memiliki sejumlah destinasi wisata yang populer di mancanegara.
Namun, tak ada salahnya mengunjungi Hokkaido, Jepang Utara. Dua kota yang selama ini mungkin berada di bawah radar para pelancong internasional, yakni Takikawa dan Sapporo, ada di Hokkaido.
Saat pertama kali tiba di Kota Takikawa, kesan pertama yang diperoleh adalah kota ini tidak sesibuk kota-kota lain di Jepang. Bila dilihat dari segi populasi penduduk, jumlah penduduk Takikawa mencapai 36.582 dengan rincian laki-laki 17.342 orang dan perempuan 19.240 orang. Jumlah rumah tangga sebanyak 20.670.
Ada pun usia rata-rata pria berkisar di angka 49,44 tahun dan perempuan berkisar di angka 54,84 tahun. Sekitar 36 koma 5 persen dari total penduduk atau sekitar 13.363 orang berusia 65 tahun ke atas.
Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan pada usia tersebut lebih dominan sebanyak 7.953 orang, sedangkan laki-laki 5.410 orang. semua ini berdasarkan data per november 2024. Jadi seperti yang terlihat, situasi kota cenderung relatif tenang. Tidak ada kebisingan akibat padatnya lalu lintas maupun aktivitas warga.
Pada Januari dan Februari, Kota Takikawa mengalami musim dingin yang disertai hujan salju. Lapisan salju tebal menutupi sebagian besar Kota Takikawa bagaikan selimut berwarna putih berkilauan.

Hal ini dapat dipahami karena Kota Takikawa merupakan kota dengan hujan salju terlebat di Hokkaido selama 10 tahun terakhir, dengan intensitas 7 koma 77 meter. Suhunya pun pada musim dingin bisa turun hingga minus 5 koma 9 derajat selsius.
Oleh karena itu, pelancong dari negara tropis seperti Indonesia diharapkan memahami pakaian yang tepat untuk menghadapi cuaca seperti ini. Hal yang paling utama adalah memilih bahan pakaian yang kedap air. Saran lainnya pula mengenakan atasan dan bawahan secara berlapis.
Mengenakan baju hingga empat lapis dan bawahan celana dua lapis disertai jaket khusus musim dingin terbukti ampuh menghadapi cuaca di bawah nol derajat selsius ini.
Serangkaian agenda kunjungan ke Hokkaido, peserta Jenesys 2024 juga berkesempatan untuk mengunjungi kota tetangga, Sapporo yang merupakan ibukota prefektur Hokkaido. Bila dibandingkan dengan Kota Takikawa, Sapporo merupakan kota terbesar di Hokkaido dan disebutkan sebagai salah satu kota dengan penduduk terbanyak di Jepang.
Dari segi populasi penduduk menurut laman www.city.sapporo.jp, berdasarkan data per 1 april 2024, populasi kota Sapporo mencapai 1.953.592 orang dengan rincian anak-anak (usia 0-14 tahun) 205.126 orang atau 10,5%, usia produktif atau bekerja (15-64 tahun) 1.189.344 orang atau 60,9% dan lansia yang berusia 65 ke atas berjumlah 559.122 orang atau 28,6%.
Sebagai ibukota prefektur Hokkaido, Sapporo merupakan lokasi gedung Parlemen Hokkaido dan markas stasiun TV lokal Hokkaido Television Broadcasting, HTB dan media cetak surat kabar the Hokkaido Shimbun press. Sapporo dikenal dengan festival saljunya yang berlangsung di Taman Odori.
Sayangnya, festival salju baru dimulai saat para peserta Jenesys diagendakan pulang ke tanah air, yaitu 4 Februari 2025 lalu. Meski demikian, mereka sempat mampir sejenak di Taman Odori di akhir kunjungan di kota Sappporo sambil merasakan suasana taman yang saat itu sudah mulai diramaikan wisatawan. Mereka tampak asyik bermain salju yang menumpuk.
Kota Takikawa dan Sapporo mungkin terkesan berbeda. Bila kota Takikawa memiliki vibe yang lebih tenang, kota Sapporo lebih ramai dan lebih sibuk. Meski berbeda, kedua kota ini pada musim dingin terlihat cantik dan menarik saat diselimuti berlapis-lapis salju putih berkilauan bagai kristal. (Purnawan/balipost)