
DENPASAR, BALIPOST.com – Konsumsi listrik di Bali pada dua hari besar keagamaan Nyepi dan Idul Fitri yang berdekatan nanti diprediksi menurun. Hal ini dipengaruhi, oleh beberapa faktor seperti, tutupnya perkantoran, sekolah dan industri atau bisnis pada libur panjang nanti.
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Hamidi Hamid, Selasa (18/3) mengatakan, beban puncak saat Nyepi diprediksi mencapai 883 mega watt (MW) dan saat Idul Fitri diperkirakan mencapai 998 MW. Sementara beban puncak tertinggi yang pernah terjadi di 2025 yakni mencapai 1.189 MW yang terjadi pada 5 Februari lalu.
Dengan itu ada penurunan beban puncak sebesar 308 MW saat Nyepi dan penurunan saat Idul Fitri sebesar 191 MW. Sementara untuk daya mampu di Bali sendiri kata dia mencapai 1.388 MW. “Saat Nyepi kita prediksi ada cadangan daya sebesar 505 MW dan saat Idul Fitri ada 484 MW,” katanya.
Untuk kesiapsiagaan PLN pada siaga Nyepi dan Idulfitri dimulai 17 Maret atau H-14 hingga H+11. Dalam hal ini pihaknya membuat posko siaga dengan melibatkan piket siaga 1.058 personel. Demikian untuk peralatan pihaknya menyiapan peralatan pendukung 81 unit teridiri dari UPS dan UGB (unit gardu bergerak). Dan ada 90 posko siaga di seluruh bali.
Senior Manager Distribusi, Putu Eka Astawa menambahkan, penurunan beban puncak saat Nyepi Diprediksi sekitar 30-40 persen di Bali. Berbeda dengan di Jawa yang penurunannya bisa hingga 50 persen. Hal ini mengingat sektor industri di Bali tidak begitu besar dan pelanggan yang mendominasi adalah rumah tangga.
Turunnya beban puncak ini kata dia, dipengaruhi dikarenakan Hari Raya Idulfitri ini jatuhnya bersamaan Nyepi. Beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya konsumsi listrik atau beban puncak yakni, tutupnya atau tidak beroperasi perkantoran, sekolah dan industri di Bali karena libur panjang ini. (Widiastuti/bisnisbali)