Awan hujan menggelayuti langit di kawasan permukiman di Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (10/3/2025). (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hujan disertai angin kencang  melanda sejumlah wilayah di Bali, Rabu (19/3). Padahal, secara umum Bali tengah memasuki musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengatakan dalam seminggu ke depan tidak terdapat peringatan dini hujan lebat hingga ekstrem. Namun, ada potensi cuaca buruk (hujan disertai petir) masih dapat terjadi di beberapa wilayah Bali. Ini dikarenakan pengaruh dari terbentuknya pola konvergensi angin di sekitar wilayah Bali, aktifnya gelombang rossby dan kelembaban udara basah yang terkonsentrasi.

Baca juga:  PPKM Level 3 Saat Nataru, Upaya Antisipasi Jangka Panjang

Terkait informasi yang beredar di media sosial potensi cuaca buruk yang terjadi di Bali disebabkan oleh bibit siklon 91S, Cahyo Nugroho membantahnya. Dijelaskan bahwa cuaca buruk yang terjadi lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor atmosfer regional dan lokal, bukan secara langsung oleh sistem tekanan rendah dari siklon 91S.

Diungkapkan, kondisi cuaca di wilayah Bali selama 2 hari terakhir umumnya berawan. Namun demikian, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di beberapa wilayah Bali terutama bagian utara dan tengah. Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, hujan yang terjadi kemarin disebabkan oleh aktifnya Gelombang Ekuatorial Rossby di wilayah Bali dan terdapat pola konvergensi di wilayah Bali yang memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah Bali.

Baca juga:  Lomba Selonding Virtual Diikuti 16 Sekeha

“Bibit siklon 91S tidak memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Bali. Namun demikian, Bibit siklon 91S memberikan dampak tidak langsung terhadap ketinggian gelombang di perairan selatan Bali yang dapat mencapai 2,5 meter,” ungkapnya, Rabu (19/3).

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan informasi cuaca terkini yang dikeluarkan oleh BMKG melalui media sosial resmi. (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Waspadai Tinggi Gelombang Hingga 5 Meter
BAGIKAN