Bali diguncang gempabumi tektonik magnitudo 4,3 pada pukul 21.17.48 WITA, Rabu (19/3). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali diguncang gempabumi tektonik magnitudo 4,3 pada pukul 21.17.48 WITA, Rabu (19/3).

Gempabumi yang berlokasi di darat pada jarak 8 km barat Tabanan pada kedalaman 146 km ini dirasakan hingga Denpasar. Gempabumi ini terjadi bertepatan pada Hari Kajeng Kliwon Uwudan Sasih Kesanga.

Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita dari Geria Agung Sukawati, Gianyar, menjelaskan gempa yang terjadi tepatnya kajeng kliwon sasih kesanga adalah bumi tempat beraktivitas keseharian kita akan panas menyengat “membara”, hujan mulai jarang turun sehingga hasil pertanian/perkebunan produksinya drastis menurun.

Baca juga:  Pebiliar Bali Sabet Medali Emas

Manusia “kebanyakan” dan “Sang Amawa Bhumi” tetap waspada dan siaga, akan bisa terpapar wabah penyakit (“yan tan perang gring teka megalak, makweh kena upas wisya”). Begitu juga “bromo corah” tak terkendalikan, disebabkan karena energi-energi negatif menyusup ke planet bumi dari “kekuasaan”, Bhuta Paksi Raja, Kebo Raja, Bayu Raja, dan Toyo Raja.

Dalam hal ini “Pemimpin Jagat”- Sang Amawa Bhumi/Rat akan menemukan kesulitan/kendala secara signifikan ke depannya. Makna tersebut secara eksplisit tertulis dalam teks “Lontar Palalindon”.

Baca juga:  Dikira Murah, Ternyata Pencuri Embat Arloji Rp 4,5 M

Untuk itu dalam teks lontar itu diamanatkan bagi umat Hindu “khusus” di Bali atau di luar Bali yang mempercayai Susastra Hindu agar mengadakan refleksi dan mawas diri dan beryadnya dengan mempersembahkan sesajen “caru” (untuk harmonisasi alam dan seisinya).

Adapun Pujastawa “Mantra” ketika mempersembahkan sesajen “caru”, yaitu “Om Nini Bhatari Durgha, samudana nira Hyang Bhatara Baruna, makayania angrugaken nagara bhuwana kabeh, amonging Sang Kala Sereh, iki tadah sajinira kalawan sajeng tan sinaringan, amukti sari sira ring rat. Wastu sabhumi urip waras”. Artinya, suatu permohonan semoga alam semesta dan seisinya mendapatkan keselamatan “keberlangsungan kehidupan sehat selalu.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Melonjak, Empat Kabupaten Ini Masuk Zona Risiko Tinggi

“Kita berharap semoga dan selalu berdoa, bisa dijauhkan dari peristiwa yang tidak kita inginkan terjadi. Semoga kita selalu diberikan keselamatan dan dijauhkan dari wabah penyakit dan marabahaya lainnya,” ujar Ida Pandita, Kamis (20/3). (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN