Anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di Sjaki Tari Us School tampil saat peresmian gedung sekolah di Lodtunduh, Gianyar, Senin (7/5). (BP/wan)

GIANYAR, BALIPOST.com – Sjaki Tari Us – Bali Hati School merupakan salah satu wadah yang mendidik anak berkebutuhan khusus. Di sekolah yang bebas biaya ini, mereka diajarkan kemandirian hingga berbagai keterampilan.

Belasan tahun berdiri, sekolah yang kini beralamat di Desa Lodtunduh, Ubud ini sudah mendidik seratus lebih anak berkebutuhan khusus. Hal ini diungkapkan Kepala Sjaki Tari Us – Bali Hati School, Ni Luh Merta Sari.

Ni Luh Merta Sati menjelaskan Sjaki Tari Us School sudah berdiri sejak 12 tahun lalu. Didirikan oleh seorang warga Belanda, Thijs van Harte. “Bersama sejumlah rekannya beliau mendirikan yayasan untuk anak berkebutuhan khusus di Bali, pertama ada di Singaraja dengan jumlah anak awalnya hanya 2 orang dan di Ubud dengan jumlah anak 5 orang,” katanya.

Baca juga:  Peralihan Musim, BPBD Bali Petakan Potensi Bencana

Ni Luh Merta Sari juga mengaku cukup banyak tantangan saat awal mendirikan sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Menurutnya dibutuhkan kesabaran tinggi dalam membina anak-anak tersebut. “Terutama anak yang iferaktif itu harus sabar sekali membinanya,” katanya.

Seiring waktu berjalan, sekolah yang berada di dua kawasan ini pun terus tumbuh. Hingga kini jumlah anak didik mencapai seratus anak lebih. “Seratus lebih anak itu ada di Singaraja dan Desa Lodtunduh, Ubud. Untuk yang di Lodtunduh ada lebih dari 60 orang, terdiri dari anak-anak 45 orang dan dewasa ada 17 orang,” katanya.

Baca juga:  Dibebaskan, Biaya PJP4U dalam Recovery Dampak Erupsi Gunung Agung

Ni Luh Merta Sari menekankan semua anak yang dibina di sekolah ini tidak dipungut biaya. Ia pun menghimbau masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus, agar tidak malu memebawa anaknya ke Sjaki Tari Us School. “Di sini anak-anak kita ajarkan kemandirian, dan setelah dewasa kita beri pembinaan skil, melukis, mewarnai topeng atau semacamnya, bahkan ada dua anak didik kita sudah mampu bekerja setelah kita tanamkan skill,” ungkapnya.

Baca juga:  Bawakan Makanan, Temukan Siswa SD Meninggal

Sementara untuk proses pembangunan sekolah baru dilakukan sejak 3 tahun lalu. Pembangunan ini bekerjasama dengan Bali Hati School. “Kita mendirikan bangunan di kawasan Bali Hati School yang sekarang, awalnya kan kita menyatukan konsep pendidikan yakni sama-sama menyentuh anak berkebutuhan khusus,” katanya.

Dikatakan hingga kini banyak relawan dari berbagai negara yang mensupport Sjaki Tari Us School. Paling dominan relawan dari Belanda. “Sekarang ada relawan asal Belanda, ikut membantu anak anak disini, jadi semacam trening disini, selama 3 sampai 4 bulan,” katanya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *