Ilustrasi hunian yang mengedepankan konsep ramah lingkungan. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam lima tahun terakhir, harga properti di Bali secara rata-rata naik 7 persen per tahun. Di Seminyak dan Canggu, kenaikan bahkan bisa menyentuh angka 10 sampai 15 persen per tahun. Demikian disampaikan salah satu pengusaha properti, Evgeny Obolentsev belum lama ini.

Ia menilai peningkatan jumlah wisatawan asing ke Bali menjadi salah satu faktor medorong kenaikan harga properti residensial, khususnya di lokasi-lokasi populer seperti Canggu, Seminyak, dan Ubud. Mengutip data dari REID (Realinfo.id), total pendapatan sektor properti Bali mencapai USD142 juta pada Juni 2024, atau meningkat 33 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca juga:  Ketua Kelompok Ternak Dituntut 3,5 Tahun Penjara

Melihat fenomena yang terjadi, ia menilai sangat pantas jika Bali dinobatkan sebagai lokasi investasi properti paling ideal yang menjanjikan di masa depan. Sebagai ilustrasi, vila di tempat strategis bisa mendapatkan rental yield (hasil sewa) hingga 15 sampai 25 persen per tahun, atau jauh di atas rata-rata rental yield dunia yang hanya 5 persen.

Hal ini, menurutnya dimungkinkan karena Bali merupakan daerah wisata, di mana umumnya tingkat keterisian (okupansi) hotel dan vila antara 70-80 persen.

Baca juga:  Harga Properti Residensial Meningkat Pada Triwulan I-2024

General Manager NPG Indonesia ini mengatakan, kualitas bangunan menjadi sebuah hal yang penting, mengingat sebagian besar konsumen menjadikan hunian sebagai instrumen investasi. Ia pun mencontohkan pihaknya selalu mempertimbangkan setiap detail, seperti yang dilakukan pada Ecoverse, kompleks hunian seluas 5.250 meter persegi di Pantai Nyanyi, Tabanan.

Ia menjelaskan properti ini 3 dibangun dengan memperhatikan alam sekitar. Hunian di Ecoverse ini ditawarkan dengan status leasehold selama 28 tahun dengan opsi perpanjangan hingga 30 tahun.

Baca juga:  Harga Properti di Bali Makin Mahal, Milenial dan Gen Z Makin Sulit Miliki Rumah

Obolentsev mengatakan keberlanjutan, fungsionalitas, dan daya tahan adalah prinsip utama dari proyek yang sukses. Ia mengatakan setiap material yang digunakan dalam desain interior harus dipilih dengan saksama untuk memenuhi standar kualitas tertinggi.

“Dalam membangun proyek hunian, kami sebisa mungkin mempertahankan area hijau dan pepohonan yang ada, sehingga kami bisa memiliki area hijau hingga 50 persen dari total pembangunan,” ungkapnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN