Pelaksanaan Tes Psikologi di SMKN 3 Singaraja. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Buleleng, melaksanakan tes psikologi terhadap 800 calon atlet sebagai bagian dari persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mendatang pada Jumat (11/4). Tes kali ini untuk memastikan kesiapan mental para atlet Kontingen Buleleng.

Pelaksanaan tes yang dilakukan di SMKN 3 Singaraja ini, dibagi dalam tiga sesi untuk mengakomodasi 800 atlet.

Ketua KONI Buleleng, Ketut Wiratmaja, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan setelah sebelumnya para atlet menjalani tes fisik pada tanggal 8 dan 9 April beberapa waktu lalu. Usai itu dilanjutkan dengan tes psikologi.

Baca juga:  Atlet Taekwondo Denpasar Jadi yang Terbaik di Magelang

Ia menyebut, bertujuan memastikan para atlet mampu menghadapi tekanan, terutama saat berhadapan dengan lawan-lawan tangguh dari Kabupaten lain.

“Kita memandang perlu tes psikologi ini karena saya yakin secara fisik atlet-atlet kita sudah siap. Tapi kecerdasan mental dan emosional juga perlu dicek kembali. Hasil ini akan kita diskusikan bersama pelatih dan Pengkab agar benar-benar siap lahir batin,” ujar Wiratmaja.

Usai pelaksanaan tes psikologi kali ini, KONI Buleleng pun akan segera melakukan desk bersama 48 cabor yang ada, untuk menentukan atlet definitif yang akan dikirim. Hanya saja, Wiratmaja belum berani memastikan jumlah kontingen yang akan dikirim. Ia mengaku masih menunggu hasil tes fisik, tes psikologi untuk menentukan jumlahnya nanti.

Baca juga:  Atlet Lompat Tinggi PON Dituntut Latihan Tiap Hari

“Kita belum tentukan kuotanya, tapi akan dilihat dari hasil. Atlet dengan skor di atas rata-rata akan diberangkatkan. Yang belum memenuhi, silakan dibina kembali. Walaupun jumlahnya kecil, kita ingin tim ini adalah tim yang paten—siap raih emas.”imbuhnya.

Sementara itu Psikolog Klinis dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Nice Maylani Asril menjelaskan bahwa tes psikologi yang dilakukan mencakup sembilan aspek utama. Aspek tes juga dibedakan antara atlet individu dan tim, serta antara cabang yang menitikberatkan hard skill maupun soft skill, seperti catur, bridge, dan permainan bola yang membutuhkan strategi tinggi.

Baca juga:  Optimis Dua Petembak Bali Masuk Timnas SEA Games

“Kami mengukur mulai dari kapasitas berpikir, pemecahan masalah, kemampuan berstrategi, hingga regulasi emosi dan resiliensi. Termasuk juga kemampuan mereka bekerja dalam tim dan menerima arahan dari pelatih,” jelasnya. (Yudha/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *