
TABANAN, BALIPOST.com – Suasana ramai nampak di salah satu warung yang menjual sate dan gule kambing di Terminal Kediri, Tabanan pada Senin (7/4) siang.
Para pegawai yang jumlah 6 orang tampak sibuk melayani pembeli. Sang pemilik, Haji Abdulrohman juga sibuk meracik bumbu dan menuangkan gule ke mangkok untuk memenuhi pesanan pembeli. Sesekali, ia terlihat mengecek sate yang dimasak anak buahnya.
Warung sate bernama “Warung Muslim Lama” ini memang sudah melegenda di kalangan masyarakat Tabanan. Tak cuma dari Tabanan, pelanggannya juga datang dari berbagai kabupaten/kota di Bali.
Seharinya, ribuan tusuk terjual dengan harga per 10 tusuk Rp30.000. Sementara gule kambing dibanderol Rp25.000. Ada juga sop kikil kambing yang harganya Rp35.000 dan Sate Ayam Rp 25.000 per 10 tusuk.
Ditanya soal warung satenya, Haji Abdul Rohman mengatakan dirinya sudah berjualan di Terminal Mengwi cukup lama. Sejak 1980-an atau 4 dekade.
Seiring kemajuan zaman, ia pun menerima pembayaran QRIS. Salah satunya menjadi merchant BRI.

Ia mengaku dengan menjadi merchant BRI, banyak manfaat yang dirasakan. Termasuk, pembayaran dari pelanggannya juga langsung masuk ke rekening. “Kalau pakai QRIS, pembayaran bisa langsung masuk ke rekening, jadi lebih mudah untuk pedagang,” ujarnya.
Pelanggannya juga disebut cukup banyak yang membayar pakai QRIS, terutama di era digital seperti sekarang ini. Mereka lebih banyak tidak membawa uang tunai dalam jumlah banyak dan lebih mengandalkan pembayaran digital.
Salah satu pengguna QRIS BRI yang kebetulan sedang makan di sana, Putra Nugraha mengakui pembayaran lewat QRIS jauh lebih mudah. Pria asal Gianyar yang mengaku membeli sate karena sedang ada acara di Tabanan ini pun mengaku memilih belanja di warung yang menyediakan QRIS sebagai alat pembayaran karena lebih mudah dan praktis. “Iya, lebih mudah kalau pakai QRIS. Tinggal bayar dengan BRImo aja, gak usah mikir uang kembalian,” katanya.

Sebelumnya, Regional CEO BRI Denpasar Hery Noercahya mengatakan saat ini terdapat 181.359 merchant QRIS BRI di wilayah Bali Nusra. Mereka tersebar di Bali sebanyak 111.462 pengguna, NTT sebanyak 34.527 pengguna, dan NTB mencapai 35.370 pengguna.
“Selain aman karena transaksinya tercatat, QRIS BRI juga praktis dan cepat, sehingga lebih efisien waktu,” ujar Hery belum lama ini.
Ia menjelaskan, QRIS BRI kini dilengkapi dengan aplikasi BRI Merchant yang memiliki 3 fitur utama, yakni monitoring detail transaksi, download laporan settlement dan transaksi, serta fitur user management yang memudahkan pemilik untuk mengelola transaksi lebih baik.
Ia pun menjelaskan syarat bagi masyarakat yang ingin mendapatkan QRIS BRI untuk transaksi usaha maupun menerima sumbangan atau punia caranya cukup mudah. Yaitu, memiliki rekening BRI aktif, mengisi formulir pendaftaran yang sudah disediakan, identitas diri yang valid, seperti KTP dan NPWP.
Lalu melakukan pendaftaran merchant QRIS BRI melalui aplikasi BRI Merchant. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur-fitur menarik seperti, monitoring detail transaksi secara real-time, mendownload laporan transaksi kapan saja, notifikasi suara untuk setiap transaksi, proses penanganan keluhan yang cepat.
Dengan merchant QRIS, pengguna dapat menerima pembayaran non-tunai dengan mudah. Dengan demikian, pelaku usaha akan semakin maju dengan catatan pemasukan yang rapi lewat QRIS BRI.
Mengutip data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali penggunaan QRIS di Pulau Dewata meningkat dari 993 ribu pada 2023 menjadi 1,08 juta pada 2024.
“Ada sebanyak 90.607 pengguna baru atau tumbuh 9,12 persen,” kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Bali Andy Setyo Biwado di Kuta, Badung. (Diah Dewi/balipost)