Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Gedung Pakuan Bandung, Selasa (15/4/2025). (BP/Ant)

BANDUNG, BALIPOST.com – Kasus pelecehan pada pasien di Garut mendapatkan perhatian dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dia menilai harus dilakukan tindakan tegas berupa pencabutan izin, bahkan gelar dokternya.

Sebab, kata Dedi, profesi dokter ada kode etik dan komite yang mengurus hal tersebut, sehingga hal itu bukanlah sesuatu yang sulit.

“Kalau dokter lecehkan pasien di Garut, kan dokter ada komite etiknya. Ya berhentikan saja, cabut izin praktik dokternya, kenapa harus susah. Bila perlu perguruan tinggi yang meluluskan dokter itu mencabut gelar dokternya,” kata Dedi di Gedung Pakuan Bandung, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (15/4).

Baca juga:  Kasus Korupsi Dana Aci-aci, Sejumlah Pejabat Bersaksi

Ia mengatakan, karena dokter merupakan profesi yang saat dilantik untuk berpraktik, ada sumpah profesi yang diambil. “Nah ini yang dilakukan. Jadi, hari ini harus ada tindakan-tindakan tegas, tidak perlu lama, tidak bertele-tele,” ujarnya.

Proses hukum, lanjutnya, harus dijalankan sampai tuntas. “Sedangkan di sisi pelecehan seksualnya, ya proses secara hukum,” tuturnya.

Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat, melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan oknum dokter kandungan Garut yang melecehkan pasien di salah satu klinik terhadap pasien yang memeriksakan kehamilannya.

Baca juga:  Lecehkan Teman Lelakinya, Perempuan 19 Tahun Divonis 4 Bulan

“Ini masih kami dalami, Polres Garut dan Polda Jabar telah membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan,” kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Mochamad Fajar Gemilang saat mengecek langsung klinik yang sebelumnya menjadi tempat praktik dokter kandungan di wilayah Garut Kota, Selasa.

Sebelumnya, tersebar video hasil rekaman CCTV terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter kandungan di salah satu klinik di wilayah Garut.

Baca juga:  Sempat Viral, Kelompok Anak Punk Diamankan

Video tersebut tersebar di sejumlah akun media sosial, maupun di grup WhatsApp yang menayangkan seorang dokter sedang memeriksa pasien dengan metode Ultrasonografi (USG).

Video tersebut tidak cukup jelas terkait dugaan arah pelecehannya, hanya menayangkan adanya pergerakan tangan dokter layaknya memeriksa pasien kandungan di area mendekati payudara pasien. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN