
MANGUPURA, BALIPOST.com – Proyek pembangunan tembok penahan air laut (seawall) di kawasan Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, telah rampung. Proyek strategis ini mencakup empat komponen utama. Seperti, pembangunan akses jalan menuju pantai, pemasangan revetment (struktur pelindung pantai dari abrasi), penanganan tebing di bawah Pura Luhur Uluwatu, serta renovasi Pura Beji yang berada di area tersebut.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra, menyampaikan bahwa semua pekerjaan yang dikerjakan oleh penyedia jasa design and build telah selesai 100 persen.
Ia menjelaskan, penyelesaian proyek ini merupakan tahap awal dari rencana jangka panjang perlindungan kawasan suci Pura Luhur Uluwatu dari ancaman abrasi dan erosi tebing yang terus meningkat akibat perubahan iklim.
“Progres seawall dari penyedia desain and build sudah 100 persen. Selanjutnya, atas arahan Bapak Bupati, Plt Kadis PUPR diminta untuk melanjutkan pengerjaan hingga ke Batu Metandal sesuai dengan aspirasi masyarakat,” ujar Gung Rama pada Senin (21/4).
Tahap lanjutan proyek akan meliputi pembangunan revetment tambahan sampai ke Pura Batu Metandal, penanganan keretakan pada tebing sisi kiri kawasan pura, serta penanaman vegetasi yang sesuai dengan habitat alami kawanan monyet yang mendiami kawasan suci tersebut. Langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan ekologis dan kenyamanan pengunjung.
Rencana pengerjaan lanjutan akan diajukan dalam Perubahan Anggaran Tahun 2025, dan jika belum tuntas, akan dilanjutkan melalui Anggaran Induk 2026. “Ini proyek besar, jadi harus dihitung dengan cermat. Kami menyesuaikan dengan kondisi anggaran dan skala pekerjaan,” jelasnya.
Mengenai seremoni peresmian, Gung Rama menegaskan bahwa belum direncanakan dalam waktu dekat. Pemerintah ingin seluruh pekerjaan, termasuk tahap lanjutan, benar-benar rampung sebelum dilakukan upacara peresmian. “Kami tidak ingin mengadakan dua kali upacara. Harus tuntas dulu, baru kita resmikan secara menyeluruh,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa desain awal proyek sebenarnya sudah mencakup hingga Batu Metandal. Namun karena keterbatasan anggaran, pengerjaan revetment saat ini baru menjangkau tanjung di bawah sesuhunan, titik yang paling rawan terkena hantaman ombak. “Dengan dana yang tersedia, kami utamakan bagian paling kritis dulu,” pungkasnya.
Dengan selesainya tahap awal proyek ini, masyarakat dan wisatawan diharapkan dapat menikmati kawasan Uluwatu yang lebih aman dan nyaman, tanpa mengurangi nilai spiritual serta keindahan alam yang menjadi daya tarik utama destinasi ini. (Parwata/Balipost)