
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Menyambut hari raya Galungan dan Kuningan, generasi muda di Nusa Penida, Klungkung, berinisiatif membuat dekorasi dari bahan organik.
Para pemuda dari STT Sila Jaya Banjar Adat Batununggul, Desa Adat Dalem Setra Batununggul membuat karya dari anyaman daun pisang kering, daun kelapa serta bahan organik lainnya. Bahan-bahan tersebut dianyam sedemikian rupa, kemudian dipajang di depan banjar sebagai gapura selamat datang saat Hari Suci Galungan dan Kuningan.
Seniman yang membuat karya itu, Dewa Gede Prastia, Senin (21/4) mengatakan kreasi instalasi seni ini sebagai wujud persembahan STT Sila Jaya, dalam memeriahkan dan memaknai hari kemenangan Dharma melawan Adharma. Event Malam Bazar yang diselenggarakan di tempat itu, disandingkan dengan kreasi instalasi seni ini.
Karyanya memberikan nuansa lebih estetik dari dekorasi berbahan dasar ramah lingkungan.
“Karya seni ini merupakan buah kreasi Sekaa Teruna yang digarap secara bersamaan. Lewat karya seni ini, cara mudah menyelipkan pesan moral, bahwa kreativitas lebih bernilai dengan memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan,” katanya.
Dia menambahkan, karyanya ini juga merupakan gambaran situasi saat ini, dimana saluran informasi yang membanjiri masyarakat, terkadang membuat orang mudah lupa akan jati diri.
Sebab, perkembangan dunia digital, telah menciptakan budaya-budaya baru, yang menggerus budaya lama sarat makna dan kreativitas.
Menurut dia, budaya baru saat ini bisa bermanfaat dan bisa pula merusak secara tidak langsung.
“Dari karya instalasi seni ini, kami mencoba menyajikan pesan bahwa kita harus tetap memagari diri dari standar hidup dunia maya. Kembali ke konsep karya seni, yang kreatif dan ramah lingkungan,” kata Alumni Seni Rupa UNHI Denpasar ini.
Karya seniman yang menarik dan unik ini menjadi perhatian masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, karyanya juga mendapat apresiasi dari warganet.
Karya seni mirip tapel ini, dipadukan dengan anyaman daun kelapa, dipasang di depan balai banjar sebagai gapura. Lewat karyanya, dia ingin terus mendorong para seniman Bali dan masyarakat di sekitarnya, untuk menumbuhkan kreativitas dan mengutamakan bahan-bahan organik yang ramah lingkungan. (Bagiarta/balipost)