DENPASAR, BALIPOST.com – Kesemutan adalah sensasi tidak biasa yang melanda tubuh. Kondisi ini meliputi rasa kebas, terbakar, geli, tertusuk, maupun seperti merasakan sesuatu bergerak di atas kulit. Tua dan muda, semuanya pasti pernah merasakan kesemutan.
Sebenarnya, penyebab kesemutan sangat bervariasi. Baik yang singkat ataupun yang terjadi secara berkelanjutan. Namun pada hakikatnya, kesemutan menandakan adanya gangguan pada saraf.
Contoh kesemutan yang terjadi dalam waktu singkat adalah ketika anggota tubuh terus-menerus tertekan. Misalnya, saat duduk bersila terlalu lama, atau tertidur sambil menghimpit lengan.
Begitu pula saat seseorang mengalami napas pendek dan cepat (hiperventilasi). Pada kesemutan akibat kondisi ini, rasa tidak nyaman akan segera mereda ketika penyebab/tekanan dihilangkan.Lain halnya jika kesemutan terjadi secara berkelanjutan (kronis). Sebab, kesemutan kronis kerap menjadi gejala dari penyakit saraf atau gangguan saraf yang bersifat menetap. Dikutip dari klikdokter.com, berikut adalah 2 penyebab utamanya:
1. Gangguan yang langsung melibatkan saraf
Migrain, stroke, radang pada saraf (myelitis), radang otak (ensefalitis), tumor otak atau sumsum tulang belakang, penyakit kerusakan selubung saraf (multipel sklerosis), kerusakan saraf (neuropati), dan penyakit lupus adalah beberapa penyakit yang dapat menimbulkan keluhan kesemutan yang terjadi berkelanjutan.
2. Gangguan saraf sebagai komplikasi dari kondisi lain
Penyakit diabetes mellitus, kekurangan nutrisi, menopause, konsumsi alkohol, dehidrasi, herpes zoster, aterosklerosis, dan efek samping obat antikejang adalah beberapa kondisi yang juga menyebabkan kesemutan berkelanjutan.
Pengobatan bagi penderita kesemutan kronis dapat meliputi penggunaan obat-obatan, latihan fisik, dan pemijatan. Namun yang paling penting dalam mengatasi kondisi ini adalah mengobati penyakit utama yang menjadi penyebabnya.
Terkejut? Siapa sangka, ternyata kesemutan tidak hanya disebabkan oleh hal sepele. Jadi, mulai saat ini, jika Anda kerap merasakan kesemutan, sebaiknya jangan tunda lagi untuk berkonsultasi dengan dokter. (Goes Arya/balipost)