Suasana kunjungan di TOSS di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Jumat (1/6). Pellet yang dihasilkan diuji coba untuk pembangkit listrik. (BP/adv)

 

UPAYA Pemkab Klungkung menjadikan sampah sebagai bahan energi terbarukan melalui metode Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta telah mengundang perhatian sejumlah pihak. Bahkan sudah ada yang ingin melihat langsung segala prosesnya. Itu tak hanya anggota DPRD Kabupaten Badung. Tetapi juga anggota Komisi V DPR RI, Nurhayati Monoarfa, Jumat (1/6).

Kunjungannya tersebut tak hanya diisi pemaparan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, Anak Agung Kirana di ruang Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung. Namun ia juga meninjau langsung TOSS di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan dan di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan bersama Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Suharso Monoarfa yang sebelumnya sudah sempat meninjau. Dilokasi itu, seluruh proses pengolahan sampah sampai menjadi bahan bakar dan listrik disaksikan.

Baca juga:  Arsitek Tinjau Tempat Latihan Bali United di Pantai Purnama

Disela-sela itu, Nurhayati Monoarfa mengungkapkan program yang diterapkan pemkab Klungkung ini sangat positif. Tak sebatas untuk penyelamatan lingkungan dari kepungan sampah, tetapi juga bisa menjadi sumber energi listrik maupun bahan bakar yang memungkinkan untuk mendukung kebutuhan skala rumah tangga. “Saya rasa ini memang bagus dikembangkan. Sedang diuji coba terus. Semoga dalam waktu dekat ini bisa menyempurnakan semua teknologinya,” ungkapnya.

Menurutnya, metode ini dapat dikembangkan juga desa lain menggunakan dana desa yang digelontor pemerintah pusat dengan jumlah cukup besar. “Saya ingin memperkenalkan ini ke daerah-daerah lain. Saya sangat mendukung, karena masalah di daerah salah satunya penanganan sampah. Dengan penerapan teknologi ini, murah tetapi bisa menghasilkan sesuatu yang positif,” sebutnya.

Baca juga:  Di Negara, Calon Bupati Jalur Independen Wajib Kantongi 25 Ribu Dukungan

Pascapemantauan, pihaknya segera membahas bersama kementerian terkait, salah satunya bidang lingkungan hidup. “Tentu kami akan segera berkomunkasi supaya ini bisa dikembangkan terus. Saya akan bawa ini saat rapat kerja bersama kementerian,” imbuhnya.

Sementara itu, anggota Wantipres, Suharso Monoarfa mengatakan kehadiran yang kedua kalinya sebagai bentuk duukungan terhadap penerapan program ini. Ditegaskan, terobosan ini harus diketok tularkan ke daerah lain. “Harusnya (TOSS) lebih banyak lebih bagus,” katanya.

Baca juga:  Lawan RANS, Teco Perkokoh Benteng Pertahanan

Penjabat Sementara Bupati Klungkung, Wayan Sugiada mengatakan program ini baru diterapkan 12 dari 59 desa/kelurahan. Diharapkan kedepannya semakin banyak desa yang mengikuti. Terkait kekurangan fasilitas, pemkab berupaya akan membantu dalam pengadaan. “Tentu kami menginginkan program ini bisa diketuk tularkan ke daerah lain,” pungkasnya. Hasil TOSS berupa pellet, imbuhnya dibeli PT. Indonesia Power untuk diuji coba. (ADV/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *