BANGLI, BALIPOST.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangli khawatir banyak warga Batur yang tidak datang ke TPS saat hari pencoblosan 27 Juni. Bila itu terjadi, tentunya warga tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
Kekhawatiran KPU Bangli ini cukup beralasan, sebab di hari yang sama ada upacara penyineban serangkaian piodalan di Pura Jati, Desa Pakraman Batur, Kintamani. Otomatis, warga Batur harus mengikuti prosesi penyineban.
Untuk mengantisipasi banyak warga yang tak datang ke TPS, KPU Bangli, Rabu (6/6), menggelar pertemuan dengan Perbekel, tokoh masyarakat, tokoh adat serta PPK dan PPS dari tiga desa yakni Desa Batur Utara, Batur Selatan dan Batur Tengah. Pertemuan dilaksanakan di Kantor Camat Kintamani. “Pertemuan kita laksanakan karena kita khawatir banyak warga Batur tidak datang ke TPS. Sebab di hari bersamaan juga dilaksanakan upacara penyineban di Pura Jati,” kata Ketua KPU Bangli Dewa Agung Lidartawan.
Dijelaskan Lidartawan, sebagaimana yang berlangsung selama ini prosesi upacara penyineban serangkaian piodalan di Pura Jati, Desa Pakraman Batur, dimulai sekitar pukul 08.00 wita. Warga Batur biasanya pulang dan sampai di rumah mereka masing-masing sekitar pukul 11.00 atau 12.00 siang.
Dengan waktu tersebut, Lidartawan cukup khawatir saat hari pencoblosan akan ada banyak warga Batur yang tidak bisa datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya. Terlebih waktu pelaksanaan pemungutan suara di TPS terbatas hingga pukul 13.00 wita.
Sebagai solusi untuk mengantisipasi turunnya partisipasi pemilih saat 27 Juni mendatang, Lidartawan mengatakan pihaknya telah memutuskan akan membicarakan hal itu ke Jero Gede Batur Makalihan selaku pangrajeg karya. Jika memungkinkan pelaksanaan upacara penyineban dimajukan lebih pagi. Sehingga setelah itu, warga bisa datang ke TPS untuk memilih. “Kita juga akan koordinasikan agar setelah itu Jero Gede Batur bisa meminta warga untuk datang ke TPS,” jelasnya. (Dayu Swasrinna/balipost)