BANYUWANGI, BALIPOST.com – Musim arus mudik tahun ini, jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk mendapat pengamanan ekstra ketat. Pengamanan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dibuat berlapis.
Tak tanggung-tanggung, sniper hingga penjinak bahan peledak (jihandak) diterjunkan selama pengamanan Lebaran. Pengamanan ketat juga diberlakukan di Selat Bali.
Ketatnya pengamanan ini menyusul tragedi serangan teroris di sejumlah lokasi di Indonesia. “Pelabuhan Ketapang dan Bandara Banyuwangi menjadi prioritas pengamanan selama arus mudik Lebaran. Kita terjunkan pengamanan berlapis, mulai sniper hingga jihandak Brimob,” kata Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman usai memimpin apel Operasi Ketupat 2018 di Pelabuhan Ketapang, Rabu (6/6).
Perwira ini menjelaskan Pelabuhan Ketapang dan bandara menjadi obyek vital nasional. Apalagi, khusus Pelabuhan Ketapang adalah pintu masuk ke Bali. Sehingga, mendapat atensi khusus dari Polda Jatim. “Polda menerjunkan penembak jitu. Kita sebar di beberapa titik. Lalu, jihandak dan personel Brimob satu pleton. Konsentrasinya mengawasi aktivitas pelabuhan selama arus mudik dan balik,” jelasnya.
Selain sniper dan jihandak, pihaknya juga mengerahkan anjing pelacak. Personel K9 ini ditugaskan menyisir setiap sisi pelabuhan, bahkan hingga ke dalam kapal. “Sebelum kapal berangkat, kita sterilisasi dengan anjing pelacak, termasuk di pintu masuk pelabuhan,” imbuhnya.
Sementara, kapal patrol Satpolair, TNI AL dan Nasarnas juga ikut dikerahkan di selat Bali. Harapannya, ketatnya pengamanan ini akan memberikan kenyamanan para pemudik, baik yang datang dari Bali maupun yang akan masuk Bali.
Kapolres menambahkan, selama Operasi Ketupat sebanyak 910 personel gabungan TNI/Polri, Linmas, Dishub dan satuan lain dilibatkan. Dari jumlah ini, khusus personel Polres sebanyak 347 orang. Mereka ditempatkan di 17 pos pantau dan 1 pos pelayanan terpadu di Pelabuhan Ketapang. Operasi Ketupat, berlaku hingga 18 hari ke depan. Selain Ketapang, pengamanan juga menyasar kawasan obyek wisata. (Budi Wiriyanto/balipost)