NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah warga Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana sejak beberapa hari belakangan ini mengeluhkan adanya perabasan pohon bakau di sepanjang lintasan Makepung Sanghyang Cerik, Tuwed, Kecamatan Melaya.
Padahal warga mengharapkan bakau di areal itu tetap dilestarikan sehingga mampu menahan abrasi pantai. “Kami sangat menyayangkan pohon bakau dirabas apalagi tanpa ada koordinasi. Tidak pernah ada sosialisasi dan perluasan lintasan makepung juga menggunakan alat berat,” kata sejumlah warga yang minta namanya tidak disebut di media, Selasa (12/6) siang.
Di tempat lain katanya abrasi sudah sangat parah namun di wilayah itu masih bertahan karena ada areal bakau. “Jika dirabas kan mengurangi bakau dan bisa mati. Jika dibiarkan lama-lama bakau bisa habis dan mengancam areal yang ada di wilayah ini,” tandasnya.
Warga selama ini sudah cukup peduli dengan keberadaan pohon bakau di wilayah pesisir Tuwed itu. Bahkan penanaman bakau juga rutin dilakukan. Diharapkan dikembangkan bahkan diperbanyak. “Merabas pohon bakau itu juga setahu kami harus ada izin dan permakluman,” jelasnya.
Perabasan pohon bakau itu diduga dilakukan oleh pihak yang mengerjakan perluasan lintasan Makepung yang menggunakan alat berat. Dari pengamatan di Tuwed Melaya, Selasa siang, tampak cukup banyak bagian pohon bakau tumbang khususnya di sepanjang perluasan lintasan Makepung di bagian barat.
Perluasan lintasan Makepung juga cukup panjang kurang lebih satu kilometer.
Bahkan ada penambahan pinggiran lintasan/pematang kurang lebih satu meter.
Sementara alat berat tampak parkir di areal penataan makepung.
Ketua Sekeha Makepung Jembrana Made Mara yang dikonfirmasi di ponselnya Selasa sore mengaku belum mendapat laporan dan akan dicek. Namun kepada media, Rabu (13/6), Made Mara yang juga Perbekel Melaya mengatakan setelah dicek anak buahnya yang bekerja di lapangan, pohon bakau cuma di potong sedikit bagian ranting-rantingnya.
Alasannya, ranting-ranting bakau menjorok ke areal lintasan makepung dan jika dibiarkan mengenai bendera. “Cuma ranting-ranting yang dirabas tidak sampai mematikan pohon bakau,” katanya.
Sementara Perbekel Tuwed Gede Coblos yang berusaha dihubungi di ponselnya sejak Selasa siang tidak diangkat dan SMS tidak dibalas.
Camat Melaya Wayan Andy Suka Ajasmara dikonfirmasi Rabu (13/6) sore mengaku belum mendapat laporan adanya perluasan lintasan makepung dan keluhan warga tersebut. “Nanti kami cek ke lapangan,” tandasnya. (kmb/balipost)