SINGARAJA, BALIPOST.com – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dimulai, Senin (10/4) oleh sejumlah SMA/SMK di Buleleng terpaksa dilaksanakan secara bergilir. Hal tersebut salah satunya disebabkan fasilitas yang kurang memadai.
Menurut Kepala SMAN 1 Singaraja, I Putu Eka Wilantara, M.Pd., pelaksanaan UNBK di sekolahnya tahun ini diikuti 306 siswa. Namun, jumlah tersebut belum sebanding dengan jumlah komputer yang hanya 100 unit.
Menyikapi hal itu, pihaknya pun terpaksa menerapkan sistem bergelombang atau bergilir. “Untuk pelaksanaannya akan dibagi jadi tiga shift. Itu karena fasilitas yang belum memadai,” ujarnya.
Sistem itu, kata dia, tidak mempengaruhi kesiapan siswa. Sebab, yang berbeda hanya waktu pelaksanaannya saja. Sementara soal dan durasi waktunya tetap sama. “Sampai sekarang siswa sudah sangat siap. Persiapan juga sudah dilakukan dari sebelumnya, salah satunya melalui latihan,” ungkapnya.
Jika melihat pengalaman tahun lalu, UNBK di sekolah favorit di Bumi Panji Sakti ini tidak menemui kendala yang berarti. Meskipun demikian, pihak sekolah tetap melakukan persiapan secara matang, salah satunya berkoordinasi dengan PLN terkait pasokan listrik. “Kami sudah berkoordinasi dengan PLN supaya tidak ada pemadaman,” kata Eka.Guna memantapkan dan meningkatkan kualitas ujian pada tahun selanjutnya, ia berharap ada penambahan komputer sekolah. Melalui itu, sistem ujian serempak bisa terlaksana. “Komputer yang ada sekarang, beberapa ada yang meminjam di SMPN 1 Singaraja. Ke depan kami berharap fasilitas bisa ditambah,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng, Made Ngadeg menjelaskan pelaksanaan UNBK tahun ini diikuti 10 SMA dan 23 SMK. Diakui sebagian besar jumlahnya komputernya belum sebanding dengan peserta. “Yang fasilitasnya kurang, memang melaksanakannya dengan bergelombang,” ujarnya. (Sosiawan/balipost)