NEGARA, BALIPOST.com – Selama sebulan terakhir, di pesisir Jembrana sering ditemukan sejumlah hewan laut yang terdampar dan mati. Teranyar pada Senin (18/6) pagi ditemukan bangkai lumba-lumba terdampar di Pantai Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo.

Sebelumnya di sepanjang garis Pantai Jembrana dari Gilimanuk hingga Pekutatan ditemukan hingga belasan ekor penyu mati terdampar. Kondisi ini mengundang perhatian dari kelompok pemerhati satwa terutama Penyu.

Baca juga:  Panen Padi Nusantara di Tukadaya, Bupati Tamba Sumringah Harga Gabah Stabil

Ketua Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih Perancak Wayan Anom Astika Jaya mengatakan banyaknya hewan termasuk penyu lekang yang ditemukan mati terdampar di pantai mengundang pertanyaan.  Apalagi dalam waktu sebulan sudah  ada 11 ekor penyu yang ditemukan mati.

Semuanya jenis penyu lekang dan mayoritas betina. Menurut Anom, penyebab matinya peyu-penyu tersebut belum diketahui secara pasti. Dan pihaknya berharap pihak-pihak yang berkepentingan bisa melakukan penelitian. “Bisa karena habitat yang rusak, perburuan liar ataupun bisa juga karena tersangkut di jaring nelayan,” terangnya.

Baca juga:  Sikapi Mewabahnya COVID-19, Umat Hindu Diminta Jaga Kesehatan dan Berdoa

Hal tersebut juga berlaku pada hewan laut lainnya yang ditemukan mati. Termasuk lumba-lumba jenis hidung botol belum lama ini. Dari informasi lumba-lumba itu memiliki panjang sekitar 1,7 meter dan berat sekitar 70 kilogram. Saat ditemukan oleh warga, sudah dalam kondisi membusuk.

Salah satu juru arah Banjar Tembles, Ngurah Sudarsana mengatakan warga berinisiatif untuk menanam bangkai lumba-lumba itu. Diperkirakan lumba-lumba ini terdampar ke pinggir ini terbawa arus pasang. Pihaknya juga tidak mengetahui pasti penyebab kematian lumba-lumba itu . (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Tingkat Bunuh Diri di Bali Tertinggi Se-Indonesia
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *