DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan pemantauan yang diakses melalui Magma-Var, pengamatan mulai pukul 00.00 hingga 06.00 Wita, Jumat (29/6), sinar api bisa dilihat dari puncak kawah Gunung Agung. Cuaca mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 21-22 °C dan kelembaban udara 86-94 %. Volume curah hujan tidak tercatat.

Selain itu secara visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 1500-2000 meter di atas puncak kawah.

Baca juga:  Dari Semua Wilayah di Bali Laporkan Tambahan Kasus hingga Modus Baru Terungkap

Dari sisi kegempaan, tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-15 mm (dominan 10 mm).

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya mengatakan status masih tetap Siaga (Level 3). Belum ada kenaikan status. “Belum dapat diperkirakan sampai berapa lama durasinya efusifnya. Saat ini masih terdeteksi microtremor pada alat seismograf PVMBG yang mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan,” jelasnya.

Secara seismik teramati peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan dengan hembusan mengeluarkan emisi gas dan abu vulkanik.

Baca juga:  Ratusan Hektare Sawah di 3 Kecamatan Rusak Karena Abu Vulkanik

Dari pemantauan, hujan abu terjadi di beberapa daerah di barat dan barat daya Gunung Agung. Wilayah yang terpapar abu sementara terjadi diwilayah Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Br. Beluhu, Desa Suter karena dominan angin dan abu mengarah ke barat.

Secara deformasi teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 mm. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan.

Baca juga:  Kodim Badung Penghijauan di Subak Sarwapala

Radius berbahaya tetap di dalam radius 4 km dari puncak kawah. Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung melakukan evakuasi mandiri. Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di 3 titik pengungsi yaitu di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem. “Masyarakat dihimbau tetap tenang. BNPB terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya,” tegasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *