MENYAMBUT ulang tahun ke- 7 di bulan Juli nanti, The ONE Legian Hotel dan Vila Lumbung bersama Rotary Club Bali menggelar seminar talasemia sekaligus skrining darah pada Jumat (29/6). Ratusan generasi muda dari tingkat SMA/SMK hingga Perguruan Tinggi (PT) mengikuti dengan seksama penjelasan dari dr. Ketut Aryawati, Sp.A (K), dokter spesialis anak konsultan hematologi RSUP Sanglah. Setelah mengikuti sosialisasi, para peserta mengikuti skrining darah untuk mengetahui secara dini adanya talasemia.
Owner Representative PT. Legian Paradise yang menaungi The ONE Legian Hotel dan Hotel Vila Lumbung Vila Lumbung Eka Pertama mengatakan, kegiatan hari ini bersifat CSR dan merupakan Road to Seven Anniversary The ONE Legian & Hotel Vila Lumbung sebagai rangkaian perayaan HUT yang ke-7 pada Juli nanti.
Eka Pertama menjelaskan bahwa talasemia mayor sendiri adalah penyakit kelainan darah akibat dari faktor genetik. Talasemia bisa dicegah juga bisa diobati, namun biaya pengobatannya sangat mahal dan akan berlangsung seumur hidup. Pengobatan yang dilakukan adalah transfusi darah 4-5 kali dalam sebulan yaitu Rp 10 juta per sekali transfusi.
Kasus talasemia seperti fenomena gunung es. Terlihat sedikit di permukaan, tapi sejatinya kasusnya banyak. Saat ini di Indonesia angkanya telah mencapai 22.500 kasus. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan membuat tindakan pencegahan menjadi suatu yang penting, upaya preventif dilakukan khususnya kepada kepada usia belum menikah yaitu di bawah 20 tahun untuk menghindari perkawinan dengan pengidap talasemia. Jika perkawinan itu terjadi maka peluang memiliki anak talasemia mayor sangat besar. Gejala awal pada bayi adalah bayi akan menjadi lemas dan anemia.
The ONE Legian & Hotel Vila Lumbung bekerjasama dengan Rotary melakukan usaha pencegahan dengan bentuk mengedukasi generasi muda, mengkampanyekan gerakan stop talasemia dan melakukan skrining secara gratis.
Sebagai gambaran, jika hasil skrining menunjukkan ada potensi talasemia minor, maka tindakan pencegahan awal adalah menikah dengan orang dengan talasemia minor. Pencegahan kedua yang bisa dilakukan pada pasangan talasemia yang sudah terlanjur menikah adalah tidak memiliki anak yaitu dengan mengadopsi anak.
Mantan President Rotary Club Bali sekaligus Asisten Gubernur Rotary International D3420 Suzana Angelica Chandra menjelaskan bahwa Rotary Club terdiri dari beragam profesi, mulai dari guru, pengusaha, pekerja hingga profesional. Namun mereka bergabung untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan tujuan akhirnya adalah perdamaian dunia. Perdamaian dunia tidak hanya masalah perang tapi juga kelaparan dan penyakit.
Sesuai dengan tujuannya, proyek utama Rotary adalah berupaya untuk mencegah terjadinya kasus talasemia. “Oleh karena itu hari ini kita melakukan sosialisasi stop talasemia mayor,” tandasnya. (Adv/balipost)