SINGARAJA, BALIPOST.com – Twin Lake Festival (TLF) IV 2018 dipastikan akan tetap digelar, meskipun air Danau Buyan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada meluap. Akibat luapan air danau itu, lokasi yang biasanya dijadikan panggung utama TLF, terpaksa dipindah.

Panggung utama dibuat di lokasi parkir menghadap ke utara. Sedangkan, stan pameran pertanian dan produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di sepanjang jalan di pinggir danau.

TLF ke-IV, dijadwalkan dibuka Rabu (4/7) sampai Sabtu (7/7) mendatang. Persiapan sudah dilakukan mulai Jumat (29/6).

Baca juga:  Kerugian Infrastruktur Akibat Longsor dan Banjir Bandang di Buleleng Capai Rp 5,8 miliar

Tenda untuk stand pameran yang berada di pinggir ruas jalan depan areal parkir mulai dipasang. Di tengah persiapan awal itu, Bupati Putu Agus Suradnyana (PAS) didampingi Kepala Dinas Pertanian (Distan) Nyoman Genep meninjau ke lokasi TLF.

Bupati mengatakan, karena air danau meluap tidak bisa diprediksi, sehingga pihaknya harus merubah posisi panggung utama. Air danau mengalami pasang yang menyebabkan lokasi yang biasanya dijadikan lokasi panggung TLF sekarang terendam air danau.

Baca juga:  Gara-gara Ini, Budidaya KJA di Danau Buyan Diminta Stop

Bahkan, luapan air danau ini menenggelamkan tanggul di tepian danau. Hal ini merupakan kondisi alam yang tidak bisa dihindari. Gelaran TLF ini tidak sekedar festival yang menghabiskan anggaran. Namun konsep TLF adalah membangkitkan kepedulian dan perhatian semua kalangan terhadap kondisi danau.

Perubahan alam itu menjadi refleksi dalam penataan kawasan danau ke depan. “Ini fenomena alam dan tidak bisa kita prediksi, sehingga lokasi panggung kita rubah agar TLF tetap bisa digulirkan sebagai callender of event,” katanya.

Baca juga:  Rumah Warga Pupuan Roboh 

Terkait normalisasi dan penataan danau oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Bupati menyebut upaya ini sedang diprogramkan oleh BWS. Desain penataan untuk menjaga kelestarian danau pun sedang disusun, sehingga pemkab tingal menunggu realsiasi kebijakan tersebut.

Penataan oleh BWS dan meliputi menangani pendangkalan danau dengan pembuatan kolam untuk menampung banjir ketika hujan yang menghayutkan material sedimentasi masuk areal danau. Pembuatan tanggul yang difungsikan menunjang pariwisata alam dan pengendalian pola pertanian di hulu danau.(Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *