Pelaksanaan PPDB SMA/SMK. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi tingkat SMA dan SMK negeri di Kota Denpasar, Jumat (29/6) banyak membuahkan kekecewaan. Akibat membludaknya peminat, sekolah negeri melakukan pembatasan nomor antrean. Hal ini disebabkan jaringan PPDB tutup pukul 14.00 Wita.

Sejak pagi siswa dan orangtua menjejali SMAN 3, SMAN 7, SMAN 1 dan SMAN 2 Denpasar. SMAN 7 Denpasar membatasi pemberian antrean hingga angka 200, sementara di SMAN 1 dibatasi hingga 300, demikian juga di SMAN 2 Denpasar.

Namun karena verifikasi data memerlukan waktu lama, baru pada antrean 147, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 pertanda jaringan PPDB online sudah ditutup. Hal inilah yang membuat masyarakat kecewa.

Baca juga:  Terbanyak Laporkan Kematian Harian, Zona Merah Ini Catatkan 152 Korban Jiwa dalam 4 Minggu

Yang paling banyak peminatnya di hari pertama di SMAN 7 Denpasar. Menurut salah seorang orangtua, Made Mulyawan, anaknya getol memilih SMAN 7 Denpasar karena dikena sebagai sekolah favorit. Semua potensi siswa ditampung di sekolah ini.

Hal ini dibenarkan Kepala SMAN 7 Denpasar, Dra. Cok. Istri Mirah Kusuma Widyawati bahwa sekolahnya paling banyak peminat. Makanya nilai UN akan bersaing ketat di sini.

Ini dibuktikan ketika jalur prestasi dibuka sebanyak 96 pelamar yang mendaftar sedangkan kuotanya hanya 18 orang. “Biasanya untuk jalur reguler atau zonasi peminatnya banyak. Tahun lalu saja persaingan terketat di SMAN 7,” tegasnya.

Baca juga:  Usut Tuntas, Kasus Rasisme dan Kekerasan Dialami Mahasiswa Papua

Di SMAN 1 Denpasar, menurut Ketua Panitia PPDB, Adiawan, di hari pertama sudah disebar 300 antrean. Itu pun dengan syarat peserta didik baru sudah mendaftar online di rumah, sehingga petugas tinggal melakukan verifikasi saja. Untuk itu dia mengibau warga bersabar bahwa pendaftaran zonasi masih dibuka untuk Sabtu dan Senin.

Sedangkan soal pukul 14.00 wita PPDB online sudah ditutup, petugas di semua sekolah tak mengetehui alasannya. Sekretaris Disdik Bali, Mety Utami,M.Si., belum berhasil dimintakan konfirmasinya. Beberapa kali dihubungi belum menjawab.

Baca juga:  Bali Masih Tambah Kasus COVID-19 Capai 2 Digit

Pengamat pendidikan yang juga mantan Kadisdikpora Kota Denpasar, IGN Eddy Mulya mengatakan masyarakat sudah cerdas menentukan pilihan sekolah. Yang menentukan nanti adalah seberapa banyak peserta mendaftar di sekolah tersebut serta persaingan NUN yang terjadi. Bisa jadi, peraih NUN tinggi numplek di sekolah tertentu.

Kedua, dia menyarankan masyarakat menahan diri tak memaksakan anaknya diterima di sekolah negeri kalau memang NUN tak memungkinkan. Sebab di Denpasar semua sekolah swasta berkualitas. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *