Seorang penjaga pantai memasang bendera larangan berenang di salah satu titik di pantai Kuta. Larangan dipasang karena adanya gelombang tinggi. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Cuaca yang terjadi pada musim kemarau di wilayah Bali, perlu diwaspadai, akibat dinamika perubahan cuaca. Terutama pada puncak musim kemarau sejak Juni hingga Agustus.

Pada kondisi ini, sebagian wilayah bisa saja terjadi hujan ringan dan sebagian wilayah lainya terjadi kekeringan. Seperti yang disampaikan prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III, Kadek Setiya Wati Minggu (8/7).

Baca juga:  Rumah Warga Kukuh Tertimpa Longsor

Menurutnya, untuk beberapa hari ke depan di sejumlah titik wilayah Bali potensi cuacanya berawan dan terjadi hujan ringan. Kondisi ini terutama terjadi di Bali bagian tengah, timur, dan selatan.

Sedangkan, angin bertiup dari timur ke tenggara dengan kecepatan 8-40 km perjam. Sementara untuk tinggi gelombang laut diperkirakan mencapai 3 meter terutama di perairan Selatan. Kondisi ini bisa terjadi dalam tiga hari kedepan.

Baca juga:  ISPA dan Promosi Kesehatan Berbasis Sosial Media

Menurutnya, meski di beberapa tempat terjadi hujan, dikatakan secara keseluruhan Bali sudah memasuki puncak musim kemarau. “Puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juni hingga Agustus. Hujan yang terjadi selama ini adalah hujan lokal yang tidak terjadi merata di seluruh Bali,” ujarnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi masalah kekeringan. Saat terjadi kekeringan, kata dia, ada potensi untuk terjadi kebakaran pada lahan kering. “Dari segi meteorologi dipuncak musim kemarau kami menghimbau masyarakat agar lebih waspada dengan potensi gelombang tinggi dan suhu udara yang tidak nyaman. Khusus untuk antisipasi masalah kekeringan terjadi,” pungkasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Aniaya Warga dengan Sajam, Status WN Amerika Masih Tunggu Gelar Perkara
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *