Kadispar Kabupaten Badung, Ir. I Made Badra, M.M. (kanan) didampingi Kabid Industri Pariwisata Kabupaten Badung Ngakan Putu Triawan, S.H. (kiri). (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Dalam rangka Pelestarian Budaya, khususnya Layang-layang tradisional Bali sekaligus meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisatawan, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung bekerjasama dengan Pelangi Badung menggelar event Atraksi Budaya Festival Layang-layang Bupati Badung Cup II Tahun 2018. Sebanyak 1.000 Layang-layang dari 100 sekaa dari seluruh Kabupaten/Kota se-Bali akan dipentaskan selama 2 hari, yaitu 14-15 Juli di Pantai Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

Festival Layang-layang yang mengambil konsep Sang Datu sebagai simbol Dewata Nawa Sanga (Sembilan penguasa di setiap penjuru mata angin) ini akan dibuka langsung oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, Minggu (15/7).

Ketua Pelangi Badung, I Putu Pasek Pranata, SE., menjelaskan kegiatan festival Layang-layang yang ke-2 ini terdiri dari 13 kategori yang akan dilombakan. Yakni kategori Dewasa, seperti Bebean, Pecukan, Janggan, Janggan Buntut, Bebean Big Size dan Bebean Klasik, dan Kategori Remaja, seperti Bebean, Bebean Plastik, Pecukan, Pecukan Plastik, Janggan, Janggan Plastik, dan Festival Baleganjur. Dari 100 sekaa yang terlibat didominasi dari sekaa Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, dan Kabupaten Gianyar.

Baca juga:  Di Bali, Ratusan Ribu Pekerja akan Terima Transferan Subsidi Upah

Layang-layang terbesar yang akan diatraksikan yaitu jenis layang-layang Janggan dengan lebar 8 meter dan panjang ekor mencapai 160 meter. “Layang-layang Janggan inilah yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan wisatawan, karena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung nantinya,” tandas Pasek Pranata, Selasa (10/7).

Sejauh ini, dikatakan penggemar layang-layang di Bali dan di Kabupaten Badung khususnya sangat antusias, terutama dari kalangan remaja dan dewasa. Bahkan, hampir 50% remaja di Bali menggemari permainan layang-layang ini.

Baca juga:  Sukses, Pelaksanaan PKB 2019

Sebab, selain permainan layang-layang merupakan permainan tardisional yang sejak zaman dahulu telah menjadi permainan populer di kalangan anak-anak, juga sebagai suatu karya seni yang dapat diterbangkan dan indah untuk di pandang. Di samping juga sebagai suatu sistem yang terorganisir, karena dalam permainan layang-layang membutuhkan team yang banyak, sehingga tercipta rasa kebersamaan dan nilai gotong royong dalam kehidupan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Ir. I Made Badra, M.M., berharap melalui festival layang-layang Bupati Badung Cup II tahun 2018 ini dapat menarik perhatian para wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Pantai Munggu. Sehingga, jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Munggu meningkat, sehingga dapat meningkatkan PAD Kabupaten Badung.

Di samping juga dapat menyalurkan kreativitas sekaa teruna masyarakat Bali dalam mempertahankan kesenian layangan dan menjaga, serta melestarikan tradisi Rare Angon penghobi melayangan. Ke depan pihaknya berharap festival layang-layang ini bisa lebih diperluas lagi ke tingkat nasional, bahkan internasional yang melibatkan para penghobi permainan layang-layang dari seluruh dunia.

Baca juga:  Lomba Layang-layang Terdampak COVID-19

Di samping juga mengembangkan kategori perlombaan yang lebih luas, seperti kategori lomba super champions yang mempertemukan layang-layang yang pernah juara pada perlombaan event-event sebelumnya. Sehingga, festival layang-layang lebih atraktif, inovatif, dan menarik dengan skala internasional. “Kami berharap dengan festival layang-layang ini kunjungan wisatawan ke Badung dan khususnya di Pantai Munggu meningkat, sehingga ekonomi kreatif di daerah Munggu terus berkembang dengan banyaknya kunjungan wisatawan. Dengan demikian kehidupan ekonomi di Munggu akan lebih meningkat,” pungkasnya. (adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *