TANGERANG, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo mengatakan era teknologi, era globalisasi dan era milenial membuat perubahan yang terjadi makin cepat termasuk dunia perkoperasian. Oleh karena itu, ia koperasi juga harus mampu mengikuti perkembangan dan memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan usahanya sehingga tidak tertinggal.
Penegasan disampaikan Presiden saat meresmikan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) Expo di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, Kamis, (12/7).
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Gubernur Banten Wahidin Halim dan Ketua Dewan Koperasi Nasional Nurdin Halid.
“Oleh sebab itu, kita harus sadar semuanya, ngerti semuanya. Apa itu artificial intelligent, apa itu internet of things, apa itu big data. Apa itu advance robotic. Kita harus ngerti semuanya. Kalau enggak kita ditinggal. Perkembangan-perkembangan hyperloop, Tesla, ini harus ngerti semuanya. Insan koperasi juga sama,” tekannya.
Sebagai permulaan, para anggota koperasi harus pintar dalam menggunakan aplikasi-aplikasi sederhana yang ada di smartphone, misalnya WhatsApp. “Saya kira di awal enggak harus dengan yang canggih-canggih, mulai dulu dengan semua anggota koperasi harus pintar pakai WA. Semua anggota koperasi memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalam aplikasi WhatsApp,” ucapnya.
Kepala Negara juga mendorong koperasi aktif di media sosial dengan memasang laman di berbagai media sosial, seperti Instagram, Twitter, maupun Facebook. Presiden juga meminta para insan koperasi untuk mempelajari bagaimana membuat konten yang menarik di media sosial tersebut.
“Kalau enggak ya percuma. Enggak bakal ada yang like, enggak ada yang bakal mem-follow. Pelan-pelan nanti berkembang dengan aplikasi-aplikasi yang lebih canggih seperti mulai jualan di platform e-commerce yang tadi sudah saya sampaikan, di Tokopedia, Bukalapak, Lazada, misalnya atau membuat online store sendiri karena anak muda sekarang semuanya di situ,” imbuhnya.
Dengan aktif memanfaatkan media sosial dan teknologi digital di internet, Presiden meyakini koperasi akan lebih berkembang pesat. Karena, lanjutnya, dengan internet sudah tidak ada lagi hambatan berupa batasan jarak.
“Dengan internet sudah tidak ada lagi yang namanya jarak. Mau 1000 meter, mau 1000 km rasanya komunikasi dan interaksi sudah sama-sama mudahnya, sama-sama gampangnya,” sebutnya.
Komunikasi di antara komunitas juga penting yaitu koperasi pemula belajar dari koperasi lain yang telah sukses. Presiden memberikan contoh Fonterra, sebuah koperasi di Selandia Baru yang bergerak di produksi susu. “Mari kita lihat contoh-contoh koperasi terbaik di dunia, Fonterra Selandia Baru adalah sebuah koperasi yang bergerak di bidang susu dan produk susu yang dimiliki bersama 10.500 petani di Selandia Baru menghasilkan omzet 17,2 miliar New Zealand Dollar atau sekitar Rp 165 triliun,” ucapnya.
Presiden pun berharap agar koperasi bisa menjadi sebuah wadah dengan skala ekonomi besar yang memiliki efisiensi produksi dan distribusi, bahkan menjadi wadah untuk inovasi.
“Koperasi juga selayaknya menjadi tempat para anggota untuk belajar bersama mengenai marketing, mengenai variasi produk, tempat memang harus di koperasi. Inilah sistem ekonomi gotong royong yang ingin kita kembangkan terus dan mengumpulkan, menebarkan pengetahuan informasi-informasi terkini dan juga mengembangkan keterampilan baru di antara anggota-anggota koperasi,” ujarnya. (Hardianto/balipost)