Gelombang tinggi di Pantai Yeh Gangga, Tabanan. (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Nelayan Tabanan dalam sepekan terakhir memilih untuk tidak melaut. Alasannya, gelombang air laut sedang tinggi. Penyebab gelombang tinggi ini sendiri merupakan siklus rutin yang terjadi setiap tahunnya. Diperkirakan siklus ini akan terus berlangsung hingga akhir Juli mendatang.

DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesai (HNSI) Kabupaten Tabanan, I Ketut Arsanayasa, Kamis (19/7) mengatakan, setiap tahun wilayah perairan Tabanan memang selalu mengalami siklus gelombang tinggi. Pihaknya memperkirakan kondisi ini akan terus berlanjut hingga akhir bulan Juni. Karenanya, nelayan telah diberikan informasi dan peringatan untuk tidak melakukan aktifitas melaut selama siklus gelombang tinggi masih berlangsung.

Baca juga:  Ganti Direktur, Walhi Bali Tetap Komit Menangkan Teluk Benoa

‘’Tidak hanya melaut, kami juga menyarankan dan memperingati agar tidak melakukan aktifitas lain di laut seperti berenang. Sebab gelombang tinggi yang terjadi saat ini juga menimbulkan arus yang kuat. Sehingga berbahaya bagi perenang terutama yang masih pemula,’’ jelas Arsanayasa.

Ia melanjutkan, dari pengamatan di Pantai Yeh Gangga, rata-rata gelombang tinggi yang terjadi setinggi tiga meter hingga 4,5 meter. Ketinggian ini menyebabkan air laut menyentuh jalan masuk pantai. Untuk itu pihaknya juga menghimbau kepada para nelayan menjauhkan jukung dan alat tangkap dari bibir pantai agar tidak ikut terseret gelombang.

Baca juga:  Pasang Jaring di Perairan Yeh Sumbul, Warga Malah Temukan Ini

Karena tidak bisa melaut,  nelayan saat ini mengisi waktunya memperbaiki maupun menyiapkan alat tangkap. Terlebih awal Agustus saat gelombang diramalkan sudah mereda merupakan musim lobster. ‘’Dari pengalaman sebelumnya musim lobster dimulai Agustus hingga April,’’ ujar Arsanayasa. (wira sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *