BANGLI, BALIPOST.com – Ribuan pemedek serta puluhan Sekaa Gong mengiringi prosesi mapepada agung di jaba Pura Ulun Danu Batur Desa Pekraman Batur, Kintamani Selasa (11/4) sore. Prosesi Mapepada Agung digelar serangkaian pelaksanaan puncak karya Ngusaba Kedasa yang jatuh bertepatan pada rahinan Purnama kedasa.
Prosesi mapepada agung dilaksanakan mulai pukul 14.00 wita. Prosesi mapepada agung yang dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov dan Pemkab Bangli berjalan lancar. Jalannya posesi diawali dengan iring-iringan kober serta pralingga Ida Bahatara Ulun Danu Batur. Disusul kemudian dengan iringan puluhan sekaha gong, sekaha baris dan barong sai.
Dari utama mandala pura, iring-iringan prosesi mapepada agung kamedalang ke jaba Pura. Dari jaba pura iring-iringan mapepada agung kemudian berjalan menyusuri jalan utama ke arah selatan, kemudian berputar kearah utara dan terakhir kembali ke areal pura. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, prosesi mapepada agung kemarin juga diikuti atraksi barongsai yang dibawakan warga etnis Tionghoa.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur Jero Gede Batur Duuran saat ditemui disela-sela prosesi kemarin mengatakan bahwa prosesi mapepada agung bertujuan untuk menyucikan semua sarana upakaraa yang akan dipersembahkan kepada Ida Bhatara.
Dijelaskan Jero Gede Batur, rangkaian ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur sudah mulai dilaksanakan sejak Minggu (9/4) lalu yang diawali nedunang Ida Bhatara. Dilajutkan dengan mapepada wewalungan pada Senin (10/4) yang bertujuan untuk menyucikan hewan yang dipakai sebagai sarana upacara. “Hari ini dilanjutkan dengan mapepada agung dan dilanjutkan dengan Ida Bahatara katurang pujawali,” jelasnya.
Jero Gede Batur Duuran mengajak seluruh umat Hindu dapat ngaturang bakti selama Ida Bhatara Ulun Danu Batur nyejer. Melalui karya ngusaba ini diharapkan jagat Bali pada umumnya akan senantiasa diberikan waranugraha dan keselamatan oleh Ida Bhatara yang berstana di Pura Ulun Danu Batur.
Sementara itu pemangku Konco Batur, Jero Mangku Candra ditemui terpisah menambahkan, Ida Ratu Gede Ngurah Subandar yang berstana di kongco Cong Po Kong juga katuran piodal berbarengan dengan Ida Betara Dewi Danu di Pura Ulundanu Batur. Dia mengatakan, keberadaan konco di Pura Ulun Danu Batur sudah diwarisi krama Desa Batur saat Desa Batur masih berada di kawasan bawah.
Sementara mengenai turut sertanya Ida Ratu Ngurah Subandar serta barong sai dalam prosesi mapepada agung, Jero Mangku Candra mengatakan bahwa hal itu bertjuan untuk menetralisir aura negatif. (Dayu Swasrina/balipost)