SINGARAJA, BALIPOST.com – Buleleng Festival (Bulfest) dihelat awal Agustus 2018. Dalam gelaran keenam kalinya, Bulfest mengusung tema “The Spirit of Prularisem”. Mengapliaksikan tema tersebut, dalam opening mendatang, ada empat entis di Buleleng yang akan tampil secara masal.
Selain kesenian tradisional, dalam pameran berlangsung, kasanah ragam resep kuliner dari beberapa etnis di Bali Utara akan ditampilkan. Lagi-lagi, materi pameran ini mencerminkan semangat keberagaman untuk mempersatukan diri dalam membangun daerah.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Putu Tastra Wijaya, M.M didampingi Kabid Kesenian Drs. Wayan Sujana akhir pekan lalu mengatakan, penampilan kesenian dari empat etnis itu pentas secara masal di sepanjang Jalan Ngurah Rai, Singaraja. Diperkirakan pekerja seni yang akan mengisi ruang pentas tersebut antara 300 smapai 350 orang.
Untuk mewakili etnis Islam akan dipentaskan garapan seni Burdah dari Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada. Seni yang satu ini merupakan warisan penduduk muslim di Pegayaman yang smapai sekarang tetap dilestarikan.
Burdah ini menjadi unik karena sejak diciptakan para pendahulu di desa ini mengabungkan nuansa kesenian Bali yang mulai berkembang pada Kerajaan Buleleng silam. Keunikan ini adalah pemain Burdah menggunakan buasana bernuansa Bali termasuk beberapa lirik nyanyiannya berbahasa Bali. “Seni Burdah ini dipilih selain keunikannya sangat relevan untuk mencerminkan spirit prularisem yang dijadikan tema besar dalam bulfest mendatang,” katanya.
Sementara itu, etnis Budha, akan menampilkan atraksi Barongsai. Kesenian warga Tionghua ini di Buleleng tetap lestari dan pementasan tidak saja dalam perayaan Imlek, namun dalam beberapa acara Barangsai selalu ditampilkan.
Sedangkan mewakli etnis Kristen akan diwakili Yayasan Benih Kasih Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak. Untuk etnis Bali ditunjukkan melalui pementasan Baris Gede. Pementasan ini dilakukan oleh seniman dan penabuh dari Sanggar Dwi Mekar, Singaraja.
Tidak cukup dengan menampilkan kesenian tradisional dari etnis saja, namun panitia mengkemas bagaimana implementasi spirit prularisem itu ditunjukkan dalam garapan penggabungan (genre) antara seni Pencak Silat dengan seni tradisional. “Saat pembukaan akan diawali Tari Legong yang dibawakan Sanggar Manik Utara, kemudian diikuti dengan pementasan seni dari empat etnis tersebut dan ditutp dengan penampilan penabuh Adi Merdangga dari Kecamatan Busungbiu,” jelasnya.
Di sisi lain Tastra mengatakan, tidak cukup seni tradisional untuk mempertontonkan spirit keberagaman. Untuk itu, arena pameran selama Bulfest digelar, semua ragam resep masakan tradisional khas Buleleng akan diberikan ruang untuk berpameran. Resep masakan tradisional itu seperti Siyobak, Blayag, Sudang Lepet, Bubur Mengguh, dan ragamresep kuliner unik lain dan bergizi. (mudiarta/balipost)