Aksi massa menolak reklamasi Teluk Benoa pada Minggu (22/7). (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Minggu (22/7), rakyat Bali kembali turun ke jalan untuk terus melawan rencana reklamasi dan memenangkan Teluk Benoa. Semangat tersebut berkobar seiring dengan semakin dekatnya kemenangan Teluk Benoa, 25 Agustus yang juga masa akhir izin lokasi yang dimiliki oleh PT. TWBI.

Aksi dimulai dari titik kumpul lapangan timur Renon, kemudian mengitari Lapangan Niti Mandala Renon. Selanjutnya massa mendengarkan orasi dari beberapa basis penolak reklamasi Teluk Benoa, antara lain yakni basis Pejuang Muda Dharmasaba, Bali Tengah, Klungkung dan Canggu di depan Bajra Shandi. Selanjutnya massa aksi kembali long march menuju ke depan kantor Gubernur.

Sesampainya di depan kantor Gubernur, aksi dilanjutkan dengan orasi dari basis Desa Pakraman Lebih yang diwakilkan oleh I Wayan Agus Muliana. Ia mengatakan bahwa massa mesti bertahan hingga 25 Agustus sebab tanggal tersebut adalah bertepatan dengan habisnya izin lokasi dari PT. TWBI yang sempat diperpanjang pada Agustus 2016. “Sudah lima tahun kita bergerak dan turun ke jalan, kita mesti terus semangat dalam memenangkan Teluk Benoa dari ancaman reklamasi,” tandasnya.

Baca juga:  Pesta Miras Berdarah, Empat Orang Luka Tebas

Orasipun kembali dilanjutkan oleh perwakilan basis Karangasem, Desa Pakraman Kepaon Pemogan dan Desa Adat Kesiman yang menyatakan konsistensinya dalam bergerak menolak reklamasi Teluk Benoa dan memenangkan Teluk Benoa. Hadir pula Divisi Politik ForBALI yakni Suriadi Darmoko.

Ia menjelaskan bahwa aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa sudah dilakukan sedari Juli 2013 di depan kantor Gubernur saat Made Mangku Pastika belum dilantik. Sampai detik ini pemerintah, Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang sebentar lagi akan lengser juga belum bersikap maupun menemui massa yang hadir di depan kantor Gubernur guna melakukan penolakan Reklamasi. “Iitu artinya apa? Itu artinya jelas bahwa keberpihakan Gubernur Made Mangku Pastika ada pada investor, dan bukan berpihak pada rakyat Bali,” tegasnya.

Baca juga:  Aliansi Mahasiswa Bali Tolak "People Power"

Lima tahun sudah rakyat Bali terus bergerak menolak reklamasi Teluk Benoa, dan lima tahun pula Gubernur Made Mangku Pastika didemo oleh rakyatnya tanpa henti. Darmoko menambahkan ini adalah sebuah cacatan bagi Gubernur Bali ke depan. “Bahwa siapapun yang mengambil kebijakan yang tidak pro terhadap lingkungan, yang tidak pro terhadap masyarakat Bali atau masyarakat Adat, kita harus Protes,” imbuhnya.

Perjuangan rakyat selama lima tahun bukanlah perjuangan yang tidak membuahkan hasil. Sebab jika dilihat dari lima tahun yang lalu hingga detik ini, proyek reklamasi yang akan dilakukan di Teluk Benoa masih tertahan oleh aspek Sosial Budaya melalui masifnya penolakan rakyat, yang menjadi salah satu persyaratan di AMDAL. Sampai hari ini, AMDAL, belum dinyatakan layak.

Baca juga:  Puluhan Warga Karangasem Ngungsi di Badung

“Penolakan-penolakan yang sering kita lakukan dalam berbagai upaya itulah sebenarnya yang menyebabkan proyek itu tertahan hingga detik ini. Bukan dengan janji-janji politik, sehingga kita semua harus terang dan terbuka bahwa 25 Agustus Teluk Benoa harus menang dan kemenangan ini milik rakyat Bali,” tutupnya.

Aksi ditutup oleh penampilan dari The Dissland. Mereka merupakan salah satu band Punk Rock yang selalu konsisten bersikap dan ikut turun ke jalan bersama  rakyat dalam menolak reklamasi. Seusai itu massa kembali ke parkir timur dan membubarkan diri dengan tertib. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *