MATARAM, BALIPOST.com – Pasca terjadinya gempa tektonik berkekuatan 6,4 SR, Minggu (29/7) lalu tidak hanya menimbulkan kerusakan rumah dan korban jiwa di dua Kecamatan di Lotim yakni Kecamatan Sembalun dan Sambelia. Namun sejumlah sekolah di dua wilayah itu juga mengalami kerusakan cukup berat. Akibatnya aktifitas dunia pendidikan di Kecamatan Sembalun hingga, Senin (30/7) lumpuh.
Menurut Kepala SDN 4 Sembalun Lawang Kecamatan Sembalun, Abdul Muhid, S.Pd, siswa terpaksa diliburkan meski staf pengajar tetap masuk seperti biasanya. Orang tua siswa sudah mengkomunikasikan ke pihak sekolah untuk libur dengan alasan tidak berani masuk ke rumahnya masing-masing. Dikarenakan rumah masyarakat ada yang mengalami retak dan rusak berat. Sehingga itu dilarang oleh orang tuanya. “Untuk sementara diliburkan total untuk di Kecamatan,”ujarnya kepada Suara NTB, Senin (30/7).
Sementara, Kepala Dinas Dikbud Lotim, Lalu Suandi, S.Sos, menyebutkan secara umum banyak bangunan sekolah yang terdampak akibat gempa baik SD maupun SMP. Misalnya di SMPN 2 Sambelia sekitar 4 ruangan rusak berat dan 2 rusak ringan, selanjutnya SMPN 3 Sambelia struktur bangunan sekolah rusak berat. Serta SDN 3 Belanting, SDN 2 Obel-Obel, SDN 5 Belanting dan beberapa sekolah lainnya baik di Sambelia maupun di Sembalun. “Sedang kita validkan datanya. Namun rata-rata struktur bangunan sekolah rusak,”ungkapnya.
Kendati demikian, ia mengingatkan kepada wali murid sedang dalam tanggap bencana hingga tiga hari kedepan. Sehingga tidak serta merta siswa dituntut untuk masuk bersekolah. Namun siswa bukan diliburkan karena ada beberapa sekolah harus melakukan konsolidasi terhadap guru dan siswanya. “Kita tidak katakan libur. Tapi ini ada hambatan untuk bersekolah,”jelasnya.
Lalu Suandi mengaku sudah koordinasi dengan BNPB dan Kemendikbud untuk bagaimana proses pembelajar berjalan efektif. Termasuk untuk rehab sekolah-sekolah yang rusak akan dilakukan perbaiki dan sudah dilaporkan. (kmb/balipost)