Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara menyatakan perkembangan pasar modal di Pulau Dewata sampai saat ini menunjukkan kinerja yang positif. Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan jumlah single investor identification  (SID) yang mengalami pertumbuhan.

“SID mencerminkan jumlah investor di pasar modal. Posisi Mei 2018, jumlah SID di Bali tercatat 21.726 atau tumbuh 20,02 persen dibandingkan Desember 2017 mencapai 18.101,” kata Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra, Hizbullah pada saat seminar “Manfaat dan Tips Meraih Pendanaan Publik Melalui Pasar Modal” kerja sama antara OJK, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Harian Bisnis Bali di Kantor OJK, Rabu (1/8).

Baca juga:  OJK Minta Masyarakat Waspadai Investasi Bodong

Ia menyampaikan, positifnya kinerja pasar modal di Bali didominasi saham, reksadana dan surat berharga negara (SBN). Untuk perkembangan saham tercatat 12.461 atau tumbuh 16,14 persen dibandingkan posisi Desember 2017 mencapai 10.729.

Begitu pula reksadana tercatat 12.092 atau tumbuh  29,25 persen dibandingkan posisi Desember 2017 mencapai 9.355. Sementara untuk SBN tercatat 2.362 atau tumbuh 20,57 persen dibandingkan posisi Desember 2017 mencapai 1.959. “Secara nasional SID di Bali masih kecil masih 1,79 persen, sedangkan nasional 1.212.315. Artinya banyak peluang masyarakat Bali untuk investasi di pasar modal,” sarannya.

Baca juga:  Dari Ratusan Fintech Terdaftar Cuma Belasan Berizin, Ini Alasannya

Menurut Hizbullah, pertumbuhan kinerja selain didukung perusahaan sekuritas dan agen penjual efek reksa dana (APERD) yang beroperasi di Bali, juga didukung dengan kemudahan untuk melakukan transaksi di pasar modal yang dapat dilakukan secara online hanya dengan bermodalkan smartphone. “Itu sejalan dengan perkembangan industri digital di Tanah Air,” paparnya.

Pihaknya mengakui hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal sebagai salah satu alternatif untuk memanfaatkan kelebihan dana yang dimilikinya. OJK juga mencatat, jumlah emiten atau perusahaan yang go public di Bali yang saat ini tercatat berjumlah 3 perusahaan. “Kami harapkan dapat terus bertambah sejalan perkembangan perekomomian di wilayah Bali,” paparnya. (kmb/bisnisbali)

Baca juga:  Dua Varian COVID-19 Lebih Cepat Menular, Cok Ace Minta Warga Taat Prokes

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *