Penyineban Usaba Dangsil, Daha-Truna Ngaturang 700 Banten Tegeh

AMLAPURA, BALIPOST.com – Setelah nyejer selama delapan bulan, Usaba Dangsil di Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, akhirnya masineb, Selasa (11/4), bertepatan dengan Purnama Kedasa. Ritual panyineban usaba yang melibatkan desa-desa tua lainnya di Karangasem ini berlangsung unik.

Salah satunya, ada ratusan banten tegeh atau gebogan memenuhi Pura Desa atau Bale Agung. Setiap banten tegeh itu, meayunan guling dan ayam. Total, jumlahnya mencapai sekitar 780, sesuai dengan jumlah daha dan truna di Desa Adat Bungaya.

Banten tegeh meayunan guling dan ayan ini sudah diaturkan ke Pura Bale Agung sejak pagi. Banten tegeh beserta ayunannya dihaturkan daha-truna sebagai persembahan yang tulus ikhlas kepada Ida Batara Bagus Selonding dan Ida Batara Kabeh. Banten tegeh ini cukup unik. Sesuai namanya, ukurannya cukup tinggi, mencapai sekitar 1,5 meter.
Setiap benten tegeh ini disampingnya disertai dengan ayunan guling. Bagi daha-truna yang tidak bisa ngaturang guling, maka bisa juga banten tegehnya meayunan ayam. Banten tegeh meayunan guling, nampak di tempatkan di Bale Agung sisi timur.

Sedangkan benten tegeh meayunan ayam ditempatkan di Bale Agung sisi Barat. “Daha banten tegehnya meayunan ayam, sedangkan truna banten tegehnya meayunan guling. Tapi, ini tidak paksaan. Kalau tidak bisa guling, juga bisa ayam,” kata Manggala Prawartaka Karya Usaba Dangsil, Ida Bagus Jungutan, saat ditemui di Jeroan Pura Bale Agung, Selasa (11/4).

Banten tegeh ini nampak memenuhi kedua sisi Bale Agung. Ida Bagus Jungutan menegaskan, ini sudah menjadi tradisi bagi warga setempat, menghaturkan banten tegeh, saat penyineban Usaba Dangsil. Tidak hanya di Bale Agung, banten meayunan ayam juga nampak memenuhi jeroan pura, tepat di sekitar palinggih Ida Batara Selonding masineb.

Banten tegeh dan ayunan guling serta ayam ini baru boleh dilungsur daha-truna setelah prosesi penyineban Ida Batara Selonding selesai. (Bagiarta/balipost)