Wisatawan memperoleh keterangan di Tourist Information Center NTB saat proses evakuasi karena gempabumi. (BP/istimewa)

LOMBOK, BALIPOST.com – Upaya evakuasi wisatawan baik wisnus maupun wisman terus dilakukan oleh pemerintah dan lintas sektor. Tim Crisis Center Kemenpar telah tiba di Lombok untuk langsung berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura (AP) I dalam mengatasi kepadatan wisatawan di Bandara Lombok Praya (LOP).

Menteri Pariwisata Arief Yahya segera meminta Staf Khusus Menteri Bidang Akses dan Infrastruktur Judi Rifajantoro untuk meminta maskapai kembali terbang ke Lombok, agar tidak ada penumpukan penumpang. “Kami akan terus memberikan informasi yang terkini, tentang segala situasi yang terjadi, terkait 3A. Akses, Amenitas dan Atraksi di Destinasi Lombok dan Bali,” ujar Menpar.

Informasi yang didapat Tim Crisis Center Kemenpar dari AP I, sudah ada dukungan 1 extra flight dari Garuda Indonesia (GA) dan 3 extra flight dari Lion Air. Mulai 6 Agustus 2018 hingga 3 hari ke depan, LOP akan beroperasi 24 jam.

Judi Rifajantoro mengatakan, maskapai Garuda Indonesia (GA) mengoperasikan 7 penerbangan, dengan penerbangan terakhir pukul 24.00 WITA menuju Denpasar. Seluruh kursi telah terisi. “7 Agustus 2018 GA akan mengoperasikan 6 penerbangan, dengan keterangan 5 penerbangan sudah terisi penuh. Sedangkan, 1 penerbangan dengan pesawat Airbus 330 dengan kapasitas 300 kursi masih dalam proses penjualan,” kata Judi.

Baca juga:  PHRI Soroti OSS Sebabkan Pelanggaran Pembangunan di Bali

Sebagai informasi, getaran gempa 7.0 SR yang terjadi pada Minggu (5/8) dirasakan paling kuat dan berdampak parah di wilayah utara dan timur pesisir Lombok. Sedangkan di 3 Gili dan di Senggigi getaran tidak dirasakan kuat. Tidak ada laporan eksodus wisatawan dari Senggigi.

Pemerintah telah dan terus mengupayakan pemberangkatan wisatawan domestik dan mancanegara, dari 3 Gili (Terawangan, Meno, Air) menuju Tanjung Benoa, Bali. Kapal pertama yang sudah berangkat adalah Kapal Binaya yang membawa kurang lebih 600 wisatawan. “Saat ini, Bounty Cruise sedang dalam proses pemberangkatan sekitar 300 wisatawan, dan 1 tambahan kapal ASDP disiapkan untuk membawa sekitar 500 wisatawan lainnya yang masih bertahan di Gili Trawangan, jika harus berangkat malam ini,” kata Ketua Tim Crisis Center di Lombok, Guntur Sakti.

Kapal Binaya diperkirakan tiba di Tanjung Benoa, Bali pada pukul 23.00 Wita, Senin (6/8) dan Bali Tourism Hospitality (BTH) akan membantu memfasilitasi pengantaran wisatawan dari Tanjung Benoa menuju hotel menggunakan bus yang disiapkan oleh Kementerian Pariwisata.

Baca juga:  Dari PPKM Darurat hingga Kasus Aktif Mengalami Perlambatan

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB M Faozal mengatakan, Tim SAR terus mengerahkan kapal-kapal kecil berkapasitas 20 orang. Kapal kecil tersebut untuk mengevakuasi wisatawan yang berada di pantai.

Karakter air di Gili Terawangan yang dangkal membuat Tim evakuasi tidak bisa mengerahkan kapal-kapal besar untuk mengevakuasi para wisatawan. “Wisatawan yang sudah berhasil langsung dibawa ke posko bencana. Kemudian akan dibawa ke Pelabuhan Lembar untuk diangkut ke Bali menggunakan kapal ferry. Ada juga yang diantar ke Bandara,” jelas Faozal.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Cabang Lembar yang melayani lintasan Lembar-Padangbai atau menghubungkan wilayah Lombok dan Bali, maupun di Cabang Kayangan juga beroperasi kembali. “Dari Kemenpar sudah mengirimkan bus untuk membawa wisatawan yang berhasil dievakuasi. Dari pelaku pariwisata juga banyak yang mengerahkan mobilnya untuk membantu,” jelasnya.

Baca juga:  Pemerintah Lindungi Obat Favipirapir Dengan Hak Paten

Angkasa Pura (AP) I sebagai pengelola Bandara Lombok Praya (LOP) turut membantu dengan menyiapkan berbagai fasilitas khusus bagi para wisatawan yang sedang menunggu proses evakuasi. Beberapa fasilitas yang telah disiapkan di antaranya karpet sebagai alas istirahat, air mineral, makanan kecil, hingga selimut bagi lansia dan anak-anak.

Tak hanya itu, upaya antisipasi dengan adanya penambahan petugas cleaning service juga dilakukan agar kebersihan tetap terjaga dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Sedangkan bagi operator penerbangan, telah disediakan reservation dan ticketing counter bagi operator penerbangan untuk penanganan reschedule dan reservasi penerbangan.

Menpar Arief Yahya kembali menegaskan Tim Crisis Center Kemenpar terus bertugas memantau segala situasi terkait Akses, Amenitas dan Atraksi (3A) yang berdampak langsung dengan para wisatawan di Lombok dan Bali. Menpar juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia membantu berdoa, agar situasi dan kondisi di Lombok maupun Bali. Agar benar-benar normal kembali, dan aman terkendali. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *