Kondisi ruangan kelas VIID yang kini tak bisa digunakan lantaran mengalami ambruk pada bagian atapnya. (BP/ina)

 

BANGLI, BALIPOST.com – Kondisi dua ruangan kelas di SMPN 4 Bangli kini membahayakan pasca diguncang gempa Minggu (5/8) lalu. Ruang kelas yang masih ditempati puluhan siswa kelas VIIB dan VIIC mengalami banyak retak pada bagian tembok. Bahkan beberapa sisi tembok terancam ambruk karena terlepas dari tiang penyangga bangunan.

Berdasarkan pantauan Kamis (9/8), dua ruangan kelas yang mengalami retak tersebut berada pada lantai satu gedung di sisi barat sekolah. Sementara pada lantai dua yang selama ini ditempati siswa kelas VIID, kondisinya sudah rusak berat. Ruangan yang dulunya merupakan ruang laboratorium itu kini sama sekali tak bisa ditempati siswa lantaran atap dan plafonya jebol.

Baca juga:  Koster Ajak Jadikan Bali Contoh Toleransi dan Kebhinekaan di Indonesia

Kepala SMPN 4 Bangli I Made Mulyawan mengatakan kerusakan bangunaan kelas akibat guncangan gempa Minggu lalu, cukup mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Agar kegiatan belajar bisa tetap berjalan terutama kelas VIID yang ruangan kelasnya hancur, pihaknya terpaksa memerger (menggabung) beberapa kelas. Siswa kelas VIID yang total keseluruhannya berjumlah 28 siswa dimerger/dibagi ke kelas VIIA, VIIB dan VIIC. “Itu terpaksa kami lakukan agar kegiatan belajar bisa efektif,” terangnya.

Dikatakan juga oleh Mulyawan, selain mengakibatkan ruangan kelas VIID hancur, guncangan gempa yang cukup keras mengakibatkan ruang kelas VIIB dan VIIC yang berada di lantai bawah gedung tersebut mengalami retak-retak. Bahkan beberapa sisi tembok, ada terlepas dari tiang penyangganya. Meski diakui kondisnya cukup membahayakan karena sewaktu-waktu bisa ambruk, namun Mulyawan mengatakan dua ruangan kelas tersebut sampai saat ini masih tetap digunakannya untuk kegiatan belajar. Itu dilakukan lantaran tak ada pilihan ruangan kelas lain yang bisa dipakai.“Sesungguhnya dua ruangan kelas ini sudah sangat tidak layak. Sangat mengkhawatirkan,” kata Mulyawan.

Baca juga:  Dana Duka Dihapus, Warga Enggan Urus Akta Kematian

Terkait kerusakan beberapa ruangan kelas di sekolahnya, Kasek asal Desa Peninjoan Tembuku ini mengaku sudah melaporkannya ke Disdikpora dan BPBD Bangli. Untuk merenovasi gedung tersebut, pihaknya telah diminta membuat rancangan anggaran biaya (RAB). “Mengenai kerugiannya, masih dihitung. Kerusakannya tergolong berat,” ucapnya.

Mulyawan menambahkan pihaknya tidak bisa memastikan sampai kapan langkah memerger kelas akan dilakukan. Jika dalam beberapa waktu kedepan, upaya ini tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, pihaknya berencana akan menerapkan double shift (kelas pagi-sore).

Baca juga:  Menguatkan Pendidikan Karakter Remaja

Siswa kelas VII akan belajar sore hari, sementara kelas VIII dan IX belajar pagi hari. Agar proses belajar mengajar bisa kembali normal, pihaknya berharap kerusakan ruangan kelas disekolahnya bisa segera mendapat penanganan dari pemerintah. Karena kerusakannya tergolong berat diharapkan perbaikan bisa dilakukan dengan cara dibangun ulang. “Kalau perbaikan tambal sulam, rasanya tidak akan bertahan lama,” imbuhnya. (dayu rina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *