DENPASAR, BALIPOST.com – Gempabumi kembali dirasakan di sejumlah lokasi di Bali, Minggu (19/8). Menurut info BMKG, gempa pertama terjadi pukul 12.06 Wita berkekuatan 5,4 SR. Sedangkan empat menit kemudian, tercatat terjadi gempa dengan kekuatan lebih besar, yakni 6,5 SR.
Lokasi gempa pertama berada di 8.29 LS,116.62 BT atau 25 km Timur Laut, Lombok Timur, NTB. Dengan kedalaman 10 kilometer. Sementara gempa kedua masih berpusat di Lombok Timur, berlokasi di 8.24 LS,116.66 BT atau 32 km Timur Laut. Kedua gempa tidak berpotensi tsunami.
Ini merupakan kesekian kalinya gempa terjadi dengan pusat di Lombok. Bahkan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu (18/8) menyesalkan terus beredarnya berita palsu (hoaks) seputar gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Di saat ribuan warga Lombok mengungsi, masih ada oknum tidak bertanggung jawab yang menyebar hoaks. “Tidak sedikit pula warga yang mempercayai berita tentang hoaks. Alhasil, masyarakat selalu merasa resah, khawatir, dan was-was,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, berdasarkan rilisnya.
Dwikorita menerangkan, belum lama ini kembali beredar pesan berantai lewat Facebook dan pesan instan WhatsApp berisi prediksi gempa berkekuatan M=7.0 yang akan terjadi di Lombok dalam kurun waktu 10 hari kedepan. Gempa tersebut dikaitkan dengan kejadian gempa M=6.5 di Timur Lombok pada tanggal 17 Agustus lalu.
“Informasi ini disebarluaskan oleh pihak yang mengatasnamakan organisasi Earthquakes & Weather,” tuturnya.
Dwikorita menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi gempabumi secara pasti dan akurat mengenai kapan dan berapa kekuatannya. Sehingga, kata dia, jika beredar informasi yang berisi ramalan dan prediksi yang menyebutkan kapan dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi maka dapat dipastikan itu adalah kabar bohong.
“Mohon warga tidak percaya begitu saja. Cek dan ricek kembali kalau ada informasi yang diterima. Jangan kemudian malah ikut menyebarkan hoaks yang membuat rasa cemas dan panik semakin menjadi-jadi. Info tersebut menyesatkan,” imbuhnya.
Dwikorita memaparkan setiap harinya, selama 24 jam penuh BMKG memantau kejadian gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Menurut catatan, setiap hari di Indonesia terjadi gempa bumi dengan kekuatan yang bervariasi. “Mulai dari skala kecil hingga besar, mulai yang tidak dirasakan sampai yang dapat dirasakan oleh manusia. Tidak ada satupun gempa yang lewat dari pengawasan BMKG,” terangnya.
Kondisi tersebut, lanjut Dwikorita adalah sesuatu yang wajar mengingat kondisi geologis Indonesia yang berada di jalur gempa aktif dunia. Indonesia dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng kulit bumi, yakni Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang namun waspada. Menurut Dwikorita, dengan fakta kondisi geologis Indonesia seperti itu, maka kesadaran masyarakat akan mitigasi bencana sangat penting, dengan siapkan apa yg harus dilakukan sebelum, saat dan setelah gempabumi.
“Pastikan informasi berasal dari BMKG. Tidak usah percaya info dari pihak manapun, termasuk pihak-pihak yang mengatasnamakan organisasi maupun negara asing,” tegasnya. (Winatha/balipost)