DENPASAR, BALIPOST.com – Penataan dan pengembangan pelabuhan Benoa kini sudah dilakukan Pelindo III. Tahap pertama yang sudah dilakukan, yakni pengerukan alur dan kolam.
Akibat adanya kegiatan tersebut, terdapat material sebanyak 5 juta meter kubik yang kini digunakan di area dumping pelabuhan. Luasan area ini mencapai 85 hektar, sehingga luasan keseluruhan Pelabuhan Benoa akan menjadi 143 hektare.
CEO Pelindo III Regional Bali-Nusra Wayan Eka Saputra, Jumat (31/8) mengatakan penataan Pelabuhan Benoa ini juga terkait dengan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Benoa yang telah mendapat persetujuan pemerintah. Lahan yang sekarang ditimbun ini akan diratakan untuk pengembangan pelabuhan.
“Ini sudah sesuai dengan RIP Benoa 2017 dan sudah pula tertuang dalam RTRW. Bahkan, untuk kelangkapan izin, termasuk amdalnya sudah ada. Dia amdal sudah kita kantongi, dengan nomor yang berbeda pula. Sayang saya tidak membawanya. Sudah ada itu. Artinya dari perizinan sudah lengkap semua,” katanya.
Dikatakan, dalam program pengembangan ini pihaknya akan melengkapi pelabuhan ini dengan art centre yang nantinya bisa difungsikan untuk menjamu wisatawan dengan sajian tari-tarian. Para seniman yang dilibatkan juga akan diambil dari wilayah terdekat.
Demikian pula dengan keberadaan pusat perbelajaannya atau art market. “Kalau untuk membangun hotel tidak ada dalam rencana kami. Kerjasama dengan pihak lain pun tidak ada untuk membangun hotel,” jelasnya.
Penataan ini juga terkait dengan safety pelabuhan, karena saat ini di dermaga selatan ada curah cair dan gas. Sedangkan di atasnya merupakan jalur landing dan take of pesawat. “Ke depan untuk curah cair dan gas ini akan kita pindah ke utara. Lahannya inilah yang harus kita siapkan dulu,” katanya.
Setelah zona curah cair dan gas ini pindah, saat bersamaan untuk dermaga marina kapal yacht akan pindah ke barat. Zonanya tersendiri. Bahkan sampai Pertamina juga akan diubah tempatnya ke sisi timur.
Dikatakan, pengerukan alur dan kolam sandar ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada kapal-kapal besar yang ingin sandar di Benoa. Karena selama ini kapal besar tidak bisa sandar, akibat kedalaman alur yang tidak memadai.
Saat ini ke dalaman alur dan kolam sandar telah mencapai minus 12 LWS, sehingga kapal besar, sampai 335 meter akan bisa sandar. “Ini juga menjadi permintaan kapal-kapal besar agar mereka bisa sandar,” ujar pria kelahiran Bangli ini. (Asmara Putera/balipost)