PSN Korda Denpasar saat berkunjung ke Warung 63 dalam rangka menggelar Seminar Reformasi Ritual Ngaben dan Pebayuhan Sapuh Leger Massal. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Kota Denpasar akan menggelar Seminar Reformasi Ritual dengan tema “Upacara dan Upakara Ngaben” dan Upacara Pebayuhan Sapuh Leger Massal secara gratis. Kedua kegiatan ini digelar dalam rangka merayakan HUT ke-2 PSN Kota Denpasar.

Seminar Reformasi Ritual akan diikuti sebanyak 300 peserta, diselenggarakan pada 16 September 2018, berlokasi di Gedung Shanti Graha, Jl. PB. Sudirman, Denpasar.

Sedangkan Upacara Pebayuhan Sapuh Leger Massal ditergetkan diikuti 300 peserta umat Hindu pada 22 September berlokasi di Pura Maospahit, Jl. Sutomo Grenceng Denpasar.

Ketua PSN Korda Denpasar, Pinandita Putu Gede Suranata mengatakan, digelarnya kegiatan Seminar Reformasi Ritual dan Upacara Pebayuhan Sapuh Leger Massal dalam rangka merayakan HUT ke-2 PSN Kota Denpasar pada bulan Oktober mendatang.

Baca juga:  Tanaman Cabai di Tabanan Teserang Antrax

Seminar Reformasi Ritual Upacara dan Upakara Ngaben dilaksanakan dengan tujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa upacara Ngaben yang selama ini terkesan berat ternyata tidak seberat yang dibayangkan, terutama masalah mahalnya biaya upacara ngaben. Sebab, malaksanakan upacara ngaben sudah ada tingkatannya yang telah disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat yang melaksanakan upacara tersebut. Oleh karena itu, upacara ngaben tidak harus dilakukan dengan meriah yang terkesan wah. Namun, harus dilakukan dengan tulus ikhlas sesuai dengan makna Yadnya sesungguhnya.

“Tradisi inilah yang perlu diluruskan di masyarakat. Sepada Dresta yang berbicara karena masuk di awig-awig sehingga terkesan memberatkan. Semoga dengan seminar ini nanti ego masyarakat tidak lagi muncul dan bisa meringankan beban masyarakat dalam melaksanakan upacara ngaben,”tandas Putu Gede Suranata, Senin (3/9.

Baca juga:  Ritual Ngaben, Kenali Jenis dan Perbedaannya

Sementara upacara Pebayuhan Sapuh Leger Massal yang akan digelar bertujuan untuk meringankan beban umat dan memberikan kehidupan yang lebih baik kepada umat Hindu yang lahir pada Rahina Tumpek Landep yang dipercaya merupakan kelahiran sang Buta Kala. Sehingga, umat Hindu yang lahir pada hari tersebut perlu diupacarai Pebayuhan Sapuh Leger.

Ketua Panitia Seminar Reformasi Ritual Ngaben, Dody Ariyanta mengatakan dalam seminar akan menghadirkan 3 narasumber. Diantaranya Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti yang akan membahas tentang Dilema Ngaben untuk meluruskan tradisi-tradisi yang memberatkan umat, Ida Pandita Mpu Jaya Acarya Nanda akan membahas tentang susahnya mati di tanah Bali yang akan memberikan solusi kremasi di Bali. Dan Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba akan yang membahas tentang ketattwaan ngaben.

Baca juga:  "Gangga Pratistha," Upaya Mewariskan Tradisi Weda ke Kaum Milenial

Ketua Panitia Sapuh Leger Massal, Pinandita Ayu Trimayukti mengatakan, saat ini jumlah peserta yang telah mendaftar untuk mengikuti upacara Pebayuhan Sapuh Leger Massal tercatat sebanyak 257 orang dari berbagai kalangan. Sedangkan jumlah yang ditargetkan sebanyak 300 orang.

Pihaknya mengajak seluruh umat Hindu, terutama yang lahir pada Tumpek Wayang agar mendaftarkan diri untuk mengikuti upacara Pebayuhan. Sehingga, kesan upacara Pebayuhan itu mahal dan kesan kelahiran yang membebaninya bisa segera terhapuskan dan dibersihkan secara niskala.

“Dari PSN kami berpartisipasi untuk ikut meringankan beban masyarakat dan membantu mereka agar tidak terbebani oleh kelahiran yang memang tidak mereka rencanakan, karena kelahiran melakat pada diri mereka, sehingga kita harus ikut membantu membersihkannya,” pungkasnya. (winata/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *